Selasa, 19 Oktober 2021

Tata Cara Pengoperasian Alat Tangkap Ikan Jenis Purse Sein

Purse seine selaku alat tangkap ikan yang pengoperasiannya dilingkarkan terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling) semoga gerakannya terhadang, sehingga berada di dalam bundar jaring. Penghadangan gerakan schooling ikan ini akan memilih kecepatan tenggelamnya jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring yang dilengkapi dengan tali kerut (purse seine) lewat cincin-cincin (rings) dikuncupkan dengan cara menawan kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga membentuk setengah bola (mirip bakul). Untuk pengoperasian alat tangkap purse seine ini alat bantu yang sering dipakai merupakan rumpon dan lampu. Rumpon dipakai pada dikala pengoperasian siang hari, lazimnya rumpon ini sudah dipasang sebelumnya. Rumpon ditaruh pada tengah-tengah untuk menghimpun ikan kemudian alat tangkap utama yang mengelilinginya. Sedangkan lampu digunakan pada ketika pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yakni selaku kolektorikan. Biasanya nelayan memakai sumber lampu ini dari oncor atau obor, petromaks, dan lampu listrik.


Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Lampu

Fungsi lampu untuk penangkapan ialah untuk menghimpun kawanan ikan kemudian dijalankan operasi penangkapan dengan memakai aneka macam alat tangkap, mirip purse seine. Jenis lampu yang dipakai bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sungguh terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).

Ikan-ikan itu kepincut oleh cahaya lampu kiranya tidak terlampau dipermasalahkan alasannya yakni sudah menjadi pikiran bahwa hampir semua organisme hidup tergolong ikan yang media hidupnya itu air mampu terangsang (kepincut) oleh sinar / cahaya (phototaxis konkret) dan alasannya yaitu itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya. Teknik operasinya yakni selaku berikut :
  • Alat bantu lampu umumnya ditaruh pada kapal/bahtera khusus. Jika hari mulai gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu dinyalakan sambil melaksanakan labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam lampu dinyalakan atau sudah banyak ikan yang bergerombol maka awak kapal yang ada di bahtera lampu tersebut akan menunjukkan arahan terhadap perahu jaring bahwa operasi pelingkaran siap dilakukkan. Bersamaan dengan itu, penarikkan jangkar perahu lampu dimatikkan.
  • Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan dengan arah hanyutnya jaring pada saat pelingkaran
  • Penurunan jaring. Pada di saat penurunan jaring kecepatan kapal lebih rendah kalau ketimbang mengjar gerombolan ikan, alasannya posisi gerombolan ikan , alasannya yaitu posisi gerombolan ikan tetap berada di sekitar lampu.
  • Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar-ngejar gerombolan ikan.

Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Rumpon

Rumpon ialah suatu bangunan (benda) mirip pepohonan yang dipasang (ditanam) di sebuah tempat ditengah maritim. Pada prinsipnya rumpon berisikan empat serpihan utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers/anchor). Rumpon biasanya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang dipakai.

Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu dikontrol sedemikian rupa sesudah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang tamat penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan tunjangan perahu aktivis (skoci, jukung, canoes). Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak butuhdiangkat sehingga untuk mempermudah penangkapan dibentuk rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). 

Pada waktu penangkapan mulai dikelola begitu rupa, diusahakan biar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada aneka macam jenis contohnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu lewat pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh ialah seperti menghapus rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah kini ikan-ikan yang semula berkumpul di sekeliling rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dijalankan penangkapan. Berikut teknik pengoperasian memakai rumpon :
  • Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikkan pelampung. Dengan demikian, rumpon akan hanyut sesuai dengan arah arus permukaan air
  • Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon yang sudah dilepaskan.
  • Melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon.
  • Menarik tali kolor dari jaring. Setelah jaring bab bawah tertutup maka rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti semula. Dengan demikian, ada awak yang bertugas khusus untuk menuntaskan rumpon tersebut sehingga kembali ke posisi semula. Kegiatan berikutnya sama dengan operasi penangkapan dengan mengejar gerombolan ikan.

Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Echosounder

Teknik operasi penangkapan yang menggunakan echosounder tidaklah jauh berlawanan dengan menggunakan alat bantu yang lain. Perbedaanya cuma terletak pada pencarian gerombolan ikan. Dengan echosounder setiap dikala dapat dimonitor ada tidaknya ikan pada suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut berada. Bahkan densitas atau kepadatan gerombolan ikan mampu diprediksi. Dengan demikian, para penangkap ikan dengan menggunakan echosounder tidak lagi tergantung pada siang atau malam.


Metode Penangkapan

Pada biasanya jaring dipasang dari cuilan belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang memakai samping kapal. Urutan operasi bisa digambarkan selaku berikut :

a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan menurut pengalaman-pengalaman, mirip adanya perubahan warna permukaan air laut alasannya gerombolan ikan berenang erat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan tampakriak-riak kecil sebab gerombolan ikan berenang erat permukaan. Buih-buih di permukaan maritim tanggapan udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan maritim dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas lazimnya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari sesudah matahari terbenam disaat-ketika mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan maritim. Tetapi cendekia balig cukup logika ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jikalau gerombolan ikan diketemukan secepatnya jaring dipasang.

b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / mengoptimalkan ikan ke permukaan bahari dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu diperhitungkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, setelah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan secepatnya, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam kondisi bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akhir dari suara-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perkiraan yaitu kondisi dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berupaya melarikan diri mencari tempat kondusif (kebanyakan wilayah dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam kondisi kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. 

Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dilakukan cepat dengan tujuan biar gerombolan ikan secepatnya terkepung. Setelah simpulan mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bab bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring ialah dengan tujuan semoga ikan-ikan jangan mampu melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk menangkal ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan mampu melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak mampu tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk menghalangi hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line simpulan ditarik, barulah float line serta badan jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.

Ikan Target dan Hasil Tangkapan

Ikan yang menjadi tujuan penangkapan jaring purse seine ialah ikan pelagis yang bergerombol dan dekat dengan permukaan air laut. Jika ikan-ikan belum terkumpul pada suatu penangkapan (cachtable area) atau di luar kemampuan tangkap jaring, maka mesti diusahakan semoga ikan tiba berkumpul dengan cara menggunakan perlindungan cahaya, rumpon, floating faft, dan lain-lain. Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine ialah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada erat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah dibutuhkan pula supaya densitas shoal itu tinggi, yang memiliki arti jarak antara ikan dangan ikan yang lain haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain mampu juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini mampu dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.

Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine khususnya di tempat Jawa dan sekitarnya ialah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-lain. Namun ada juga ikan yang seringkali tertangkap jaring purse seine selaku berikut :

• Madidihang (Yellowfin tuna)
• Tuna mata besar (Bigeye tuna)
• Cakalang (Skipjack tuna)
• Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
• Tongkol krai (Frigate tuna)
• Tongkol como (Kawa-kawa/Eastern little tuna)
• Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)
• Cucut botol (Longnose velvet dogfish)
• Cucut martil/capingan (Scalloped Hammerhead sharks, Wingehead)
• Cucut lanjam (Spinner shark)
• Layang/Benggol (Indian scad)
• Selar kuning (Yellowstripe scad)
• Sunglir (Rainbow runner)
• Kwee (Bigeye trevally)
• Tetengkek (Torpedo scad)
• Layang deles (Shortfin scad)
• Teri (Anchovies)
• Lemuru (Bali sardinella)
• Japuh (Rainbow sardine)
• Tembang (Goldstripe sardinella)
• Siro (Spotted sardinella)
• Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)
• Slengseng (Spotted chub mackerel)
• Golok-golok (Dorab wolf-herring)
• Alu-alu/ Manggilala/Pucul (Great barracuda)
• Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong (Needle fishes)
• Manyung (Giant catfish)
• Bawal hitam (Black pomfret)
• Bawal putih (Silver pomfret)
• Swanggi (Purple-spotted bigeye)
• Gulamah/Tigawaja (Croackers)
• Layur (Hairtails)
• Peperek (Slipmouths or Pony fishes)
• Beloso/Buntut kerbo (Greater lizardfish)
• Kuniran (Sulphur goatfish)
• Kurisi (Threadfin bream)
• Pari kembang/Pari harimau (Stingrays)
• Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
• Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)
• Lencam (Emperors)
• Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)
• Kupas-kupas (Wire-netting leatherjacket)
• Udang Jerbung/Udang putih (Banana prawn/ White shrimp)

Kapal yang Digunakan

Armada perikanan purse seine di lokasi kajian lazimnya dioperasikan oleh perjuangan perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan cukup bermacam-macam, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan. Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal ialah kapal-kapal purse seine berskala sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilaksanakan dengan jumlah hari trip antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berskala besar (30-50 GT dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP. Operasi penangkapan dikerjakan dengan jumlah hari, ialah 10 – 40 hari per trip. Sedang Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 300 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per trip.

Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Menggunakan Purse Seine

Saat melaksanakan aktivitas penangkapan menggunakan alat tangkap purse seine, para ABK atau nelayan mesti mengamati hal-hal selaku berikut :

Kecerahan Perairan
Transparasi air penting dimengerti untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan risikonya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.

Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mensugesti kedudukan lampu. Justru adanya aspek-aspek tersebut yang mau mengubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terperinci menjadi berganti-ubah dan hasilnya menimbulkan sinar yang seram ikan (flickering light). Makin besar gelombang kian besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi lebih besar alasannya panik. Untuk menanggulangi masalah ini diharapkan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, contohnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang bagus atau dengan menempatkan under water lamp.

Sinar Bulan
Pada waktu purnama susah sekali untuk diadakan penangkapan dengan memakai lampu (ligth fishing) alasannya cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diharapkan keadaan gelap supaya cahaya ;ampu terbias tepat ke dalam air.

Musim
Untuk tempat tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang memakai lampu, contohnya terhadap imbas gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu mampu dijalankan di tempat mana saja maupun setiap mulut mayoritas asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.

Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya kepincut oleh cahay lampu, tetapi lazimnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) lazimnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang hewan-hewan lain mirip ular maritim, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan balasannya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.

Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal dipakai jaring yang tidak terlampau panjang tetapi agak dalam alasannya gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring mesti cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.

Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dilakukan cepat maka gerombolan ikan mampu secepatnya terkepung.

Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat semoga ikan jangan hingga melarikan diri ke bawah.

Demikianlah ulasan singkat tentang tata cara pengoperasian alat tangkap ikan jenis pure sein yang di susun dari beberapa sumber, semoga berguna!