Selasa, 19 Oktober 2021

Mengenal Biota Perairan Ubur Ubur Species (Aurelia Aurita)

Ubur-ubur merupakan salah satu anggota terbesar dari heawan Cnidaria dan paling menonjol di kawasan pelagis dan sering juga ditemui di peraiaran pesisir. Awalnya philum Cnidaria dibagi menjadi empat kelas: Anthozoa, Hydrozoa, Scyphozoa, Cubozoa, dan Staurozoa, kebanyakan ubur-ubur yang sering didapatkan ialah anggota dari kelas Syphozoayang berada pada fase medusa (Scyphomedusa). Kelas Scyphozoa terdiri atas tiga ordo: coronatae, Semaeostomeae dan Rhizostomeae. 


Ubur-ubur juga merupakan binatang laut yang tampak cantik tetapi seringkali bisa mengakibatkan kerugian lewat sengatnya yang kadang kala bisa menjadikan gatal-gatal, kejang, hingga keracunan. Namun, sebagian besar ubur ubur ini mempunyai lebih banyak faedah ketimbang kerugiannya. Perannya selaku konsumen primer dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem laut, mampu melangsungkan rantai kuliner dan piramida rantai masakan. Hal ini merupakan cara menjaga keseimbangan ekosistem bahari dan pelestarian biota bahari. Selain itu pada banyak sekali jenis digunakan selaku bahan masakan olahan dan selaku obat tradisional di beberapa negara seperti China, Taiwan, Jepang dan Thailand.

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Classis : Scyphozoa
Ordo : Semaeostomeae
Familia : Ulmaridae
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita

Aurelia aurita atau ubur-ubur yakni salah satu spesies dari phyllum coelenterata, yang mempunyai ciri-ciri melalui fase polip dan medusa, polip bersifat sesil atau menempel pada substrat, sedangkan medusa mampu bergerak bebas. Polip aurelia berskala kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek didasar maritim. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tetapi ada juga yang meraih 60 cm. Saluran pencernaan masakan pada ubur-ubur berbentukgastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah. Bentuknya simetri radial, larva planula, mempunyai cnidia, dan mempunyai tentakel di sekeliling mulutnya. Bentuk tubuh scyphozoa ibarat mangkuk, transparan, dan melayang-layang di laut. Hewan ini mempunyai lapisan mesoglea yang tebal selaku sumber nutrisi. Pada siklus hidupnya, bentuk tubuh medusa merupakan fase dominanaurelia Aurelia aurita diklasifikasikan masuk dalam class schypozoa, sering didapatkan dalam bentuk medusa. Aurelia aurita memiliki lapisan tubuh diploblastik



Bersifat soliter, bermetagenesis (mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dengan fase medusa) fase medusa lebih menonjol, fase polip mengalami reproduksi atau jarang sekali didapatkan. Bentuknya mirip payung yang tidak begitu cembung, transparan, berdiameter berkisar 7,5-30 cm. Dari tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan sub umbrella) terdapat kerongkongan yang mengantung kebawah yang disebut manubrium. Diujung distal manubrium terdapat lubang lisan. Setiap sisi atau sudut lisan dilengkapi tangan verbal (4 buah). Rongga ekspresi bersambungan dengan manubrium dan bermuara kedalam rongga perut, yang terdiri atas sebuah rongga sentral dan 4 buah kantung gastrik. Masing-masing kantung gastrik dilengkapi tentakel internal endodermal lengkap dengan nematokistnya yang bisa digunakan untuk melumpuhkan mangsa. Dari kantung gastrik akan menjulur susukan mesoglea untuk berafiliasi dengan susukan cincin yang ada dibagian tepi ubur-ubur

Ubur-ubur mempunyai lisan di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat empat lisan pusat. ubur-ubur mempunyai tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan janji dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan belahan bawah, ibarat mencabut drawstrings di tas. Hal ini akan memaksa air keluar lewat bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi. Pada ubur-ubur dengan berupa piring ini dapat menjadikan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kokoh. Kontraksi otot-otot perifer dikendalikan oleh jaringan saraf. Tidak ada otak mengatur atau tata cara saraf pusat untuk koordinasi tunjangan.

Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang menolong ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini yakni lubang chemosensory, mungkin dipakai dalam mendeteksi kuliner. Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar lisan biasanya terdapat empat lengan lisan, pada beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,. Ada juga renda kecil tentakel bel dari medusa. Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts populer, yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya

Pada masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih lebih banyak didominasi dibandingkan dengan bentuk polip. Bentuk polip cuma dijumpai pada waktu larva. Hewan ini memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil pembuahan yakni zigot yang mau meningkat menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel. Silia dilepaskan dan planula berkembang menjadi polip muda disebut scifistoma, lalu membentuk tunas-tunas lateral sehingga terlihat menyerupai tumpukan piring atau strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri menjadi medusa disebut efira. Selanjutnya efira berubah menjadi medusa sampaumur

Spermatozoid keluar dari lubang lisan medusa jantan dan masuk ke dalm usus medusa betina untuk membuahi telurnya (fertilisasi internal ). Hasil pembuahannya yakni zigot.Zigot menempel pada sekeliling verbal ,dan tumbuh menjadi larva yang disebut “planula”. Planula mempunyai rambut getar untuk menempel pada dasar maritim ,kemudian rambut getarnya dibuang. Planula kemudian tumbuh menjadi seekor polip yang bentuknya mirip terompet disebut “skifistoma” yang mempunyai lempeng basalis,lisan, dan tentakel.Kemudian timbullah sekat-sekat yang disebut “strobila”. Tiap buku strobila ini akan terlepas, disebut “efira”, dan akan meningkat menjadi ubur-ubur baru (medusa).

Aurelia aurita/ ubur - ubur, memiliki dua fase dalam hidupnya, yakni fase seksual dalam bentuk medusa dan fase aseksual dalam bentuk polip. Medusa sebut fase seksual alasannya ubur – ubur (Aurelia aurita) melakukan reproduksi secara generarif (melibatkan induk jantan dan betina) pada dikala menjadi ubur-ubur akil balig cukup logika yang berupa medusa. Ubur – ubur sampaumur ini membentu sel gamet (ovum dan sperma). Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum dihasilkan oleh ovarium. Testis lazimnya terbentuk di bersahabat tentakel, sedangkan ovarium terbentuk d dekat kaki. Sperma yang sudah matang dikeluarkan di dalam air kemudian berenang hingga menjangkau ovum dan menciptakan zigot. Zigot bermetamorfosis planula dan akan menempel pada dasar lautan untuk berkembang menjadi individu baru (skifistoma).


Polip di sebut fase aseksual alasannya adalah ubur-ubur (Aurelia aurita) melaksanakan reproduksi secara vegetatif (melibatkan satu induk saja) pada saat menjadi skifistoma yang berupa polip. Reproduksi aseksual dijalankan dengan jalan membentuk kuncup yang berkembang di erat kaki yang makin usang kian besar dan membentuk tentakel. Tubuh anak binatang ini tetap menempel pada induknya sampai induk membentuk kuncup yang lain sehingga akan terbentuk koloni (strobilla). Setelah sementara waktu, anak akan memisah dari induknya dan membentuk efira (ubur-ubur muda).

Aurelia aurita hidup di wilayah perairan dangkal dan di maritim. Genus Aurelia didapatkan di hampir seluruh lautan di dunia, dari tempat tropis ke utara sejauh 70°LU dan ke selatan sejauh 40°LS. Spesies Aurelia aurita yang ditemukan disepanjang pantai Atlantik timur Eropa Utara dan pantai Atlantik barat Amerika Utara di New England dan Kanada Timur. Secara lazim, Aurelia hidup di perairan pantai yang mampu didapatkan di muara sungai dan pelabuhan. Ia hidup dalam suhu air maritim berkisar dari 6°C hingga 31°C, dengan suhu optimum 9°C hingga 19°C. Aurellia aurita lebih menyukai laut sedang dengan arus yang konsisten. Spesies ini sudah ditemukan di perairan dengan kadar garam serendah 6 serpihan per seribu.

Hubungan antara hipoksia demam isu panas dan distribusi ubur-ubur bulan yang mencolokselama bulan-bulan ekspresi secara umum dikuasai panas (Juli dan Agustus) di mana suhu tinggi dan kadar oksigen terlarut yang rendah. Dari tiga keadaan lingkungan yang diuji, bahwa kadar oksigen terlarut bawah memiliki imbas paling signifikan pada kelimpahan ubur-ubur bulan. Kelimpahan tertinggi ubur-ubur bulan terjadi ketika fokus oksigen terlarut bawah lebih rendah dari 2,0 mg L -1. Ubur-ubur bulan menyampaikan toleransi yang kokoh pada keadaan oksigen terlarut yang rendah, yang mengapa populasi mereka masih relatif tinggi selama bulan-bulan isu terkini panas. Umumnya, hipoksia menimbulkan spesies untuk bergerak dari zona tanpa oksigen, namun hal ini tidak terjadi pada ubur-ubur bulan. 

Selanjutnya, tingkat kontraksi bel yang menunjukkan kegiatan makan ubur-ubur bulan, tetap konstan walaupun fokus oksigen terlarut lebih rendah dari masuk akal . Selama bulan Juli dan Agustus teramati bahwa agregasi ubur-ubur bulan dari 250 individu yang disantap sekitar 100% dari biomassa mesozooplankton di Laut Pedalaman Seto. Predator ikan besar yang lain yang juga hadir di perairan pantai ini tampaknya tidak menunjukkan toleransi tinggi yang sama untuk fokus oksigen terlarut yang rendah. Memakan dan kinerja predator ikan ini secara signifikan menurun ketika fokus oksigen terlarut sangat minim. Hal ini memungkinkan terjadinya persaingan rendah antara ubur-ubur bulan dan predator ikan yang lain atas zooplankton. Konsentrasi oksigen terlarut yang rendah di perairan pesisir mirip Teluk Tokyo di Jepang dan Laut Pedalaman Seto terbukti menguntungkan bagi ubur-ubur bulan dalam hal kuliner, perkembangan, dan kelangsungan hidup.


Aurelia aurita dan spesies Aurelia lainnya mengkonsumsi plankton yang meliputi organisme ibarat moluska, crustacea, larva uurochordata, rotifera, polychaeta muda, protozoa, diatom, telur, telur ikan, dan organisme kecil yang lain. Sesekali, mereka juga tampakmemakan zooplankton menggudir mirip hydromedusae dan ctenophora. Baik medusa sampaumur dan larva Aurelia aurita mempunyai nematosista untuk menangkap mangsa dan juga untuk melindungi diri dari predator.

Makanan ditangkap dengan nematosista pada tentakelnya, diikat dengan lendir, dibawa ke rongga gastrovaskuler, dan masuk ke rongga dengan tindakan silia. Di sana, enzim pencernaan dari sel serosa memecah masakan. Sedikit dimengerti perihal patokan untuk vitamin dan mineral tertentu, tetapi alasannya adalah adanya beberapa enzim pencernaan, Aurelia aurita mampu memproses karbohidrat, protein dan lipid 


Peranan Ubur-ubur bagi Manusia

Manfaat Ubur-ubur
Ubur-ubur (aurelia aurita) merupakan biota maritim yang disangka memiliki kandungan asam lemak yang bagus sehingga mempunyai kesempatandijadikan materi baku tetapi belum banyak dimanfaatkan diantaranya merupakan:
  • Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan indonesia bisa dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, lalu dimasak menjadi materi kosmetik/ keayuan
  • Di Jepangselain seabagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan selaku bahan masakan
  • Pantai dengan ubur-ubur mampu dijadikan objek wisata 

Kerugian adanya Ubur-ubur
  • Ubur-ubur bisa merusak pantai laut
  • bBila terkena sengatannya bisa mengakibatkan kematian manusia dan beberapa spesies tidak menyebabkan bahaya serius. Misalnya, sengatan hasil Chiropsella bart hanya membuat gatal dan nyeri ringan
  • Mampu meracuni insan dan binatang bahari yang lain.



Referensi :
harus di isi/search?q=makalah-ubur-ubur-aurelia-aurita