Jumat, 22 Oktober 2021

Inilah Langkah Acara Pembenihan Ikan Nila

Ikan nila (Oreocromis niloticus) atau juga disebut dengan ikan tilapia merupakan salah satu jenis ikan air tawar introduksi yang mempunyai nilai irit cukup penting di beberapa daerah di Asia, termasuk Indonesia. Pertama kali, didatangkan ke Indonesia pada tahun 1969. Sejak dikala itu, perkembangan budidaya ikan nila menjadi sungguh pesat. Hal tersebut tidak lain alasannya adalah ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang relatif baik terhadap lingkungan. Selain itu, nila juga mudah dipijahkan sehingga mampu mendukung pengembangan budidaya di penduduk . 
 

Proses Pembenihan Ikan Nila
A. Pengelolaan Induk
Sebelum pemijahan, diharapkan induk yang sungguh-sungguh siap untuk dipijahkan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, calon induk harus dipelihara pada kolam khusus sehingga pematangan gonadnya menjadi optimal. Berikut langkah-langkah yang perlu dijalankan dalam proses pematangan gonad induk nila. 
  • Siapkan wadah berupa kolam tanah atau bak tembok berskala 50-100 m2 dengan kedalaman air 100-150 cm, usahakan supaya debit air1 l/detik. 
  • Buat mudah-mudahan kelarutan oksigen (DO) didalam kolam lebih dari 5 mg/l, pH 6,5-8, dan suhu air 27-30 C. 
  • Lakukan pemeliharaan induk secara terpisah antara jantan dan betina dengan kepadatan 3-5 ekor/m2. 
  • Berikan pakan dengan kandungan protein 30% dan dosinya 3% dari biomassa induk dengan frekuensi derma tiga kali sehari. 

B. Seleksi Induk Siap Pijah 
Induk-induk yang sudah matang gonad akan siap untuk dipijahkan. Namun, kematangan gonad induk tidak bersama-sama atau terjadi secara bantu-membantu. Oleh alasannya adalah itu, perlu dilakukannya seleksi induk yang kematangan gonadnya sudah sangat optimal. Dengan demikian, jumlah benih yang dihasilkan juga akan banyak dan maksimal. Berikut tahapan memilih induk-induk yang sudah matang gonad. 
  • Induk dipilih satu persatu yang sudah matang gonad dengan memperhatikan urogenitalnya (kelamin). 
  • Urogenital induk betina berwarna merah dan membundar serta perutnya melebar. 
  • Pada penggalan urogenital induk jantan agak meruncing dengan warna kemerah-merahan dan bila ditekan pada cuilan perut akan mengeluarkan cairan.. 
  • Gunakan induk jantan dengan berat sekurang-kurangnya300 g dan induk betina dengan berat minimal 250 g (kurun produktif induk selama dua tahun). 
  • Tubuh wajar , tidak cacat, dan sehat. 
  • Sisik tersusun rapi dan mulus, serta sirip yang lengkap. 
  • Perbandingan antara panjang dan lebar badan proporsional (2,5:1). 

C. Pemijahan Induk 
Pemijahan nila mampu dijalankan dikolam tanah atau kolam beton. Secara lazim, persiapannya tidak terlampau jauh berlawanan diantara keduanya. Namun, kolam tanah merupakan jenis bak yang paling umum dipakai dalam pemijahan ikan nila, utamanya pada tata cara tradisional. Akan tetapi, kolam tanah juga bisa dipraktekkan dengan tata cara intensif merupakan para pembenih lazimnya melaksanakan persiapan-persiapan supaya akhirnya optimal. Berikut ialah tindakan yang dijalankan dalam pemijahan ikan nila. 
  • Buat kolam dengan luas 50 - 100 m2 
  • Rapihkan semua bab bak, antara lain kemalir, pematang, serta terusan masuk dan keluar air (inlet/outlet). 
  • Keringkan kolam sampai dasar tanahnya retak-retak atau sekurang-kurangnya3 hari dengan kondisi sinar matahari yang cukup baik. 
  • Tebar kapur di dasar kolam secara merata dengan dosisi 20 g/m2. 
  • Lakukan pemupukan dengan pupuk sangkar mirip kotoran ayam dengan takaran 500 g/m2 dan ditebar secara merata didasar kolam. 
  • Isi air dengan ketinggian 70-100 cm kemudian biarkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami. 
  • Lakukan pemijaha secara masal dengan perbandingan antara jantan dan betina 1 : 3 serta padat tebar induk 1 - 2 ekor/m2. 
  • Selama kurun pemijahan berjalan berikan pakan dengan kandungan protein 30% dengan takaran 3% per hari dan frekuensi 2 - 3 kali sehari. 

D. Panen Larva
Pemijahan yang sukses akan terindikasi dari eksistensi telur di dalam lisan induk. Ikan nila tergolong salah satu hewan yang bersifat parental care, yakni memelihara telur hingga menetas di dalam mulutnya. Induk yang anggun akan memijah 2 - 3 hari sesudah induk ditebar. Telur yang dihasilkan dari pemijahan biasanya akan menetas dalam waktu 2 - 3 hari, kemudian kuning telurnya akan habis dalam waktu 2 - 3 hari pula. Jadi, semestinya larva dikeluarkan dari lisan induknya setelah telur menetas ialah 4 - 6 hari. Walaupun induk bisa mengeluarkan larva secara alami, tindakan demikian untuk menyingkir dari semoga tidak ada larva yang hilang alasannya tergoda oleh induknya. Tapi, untuk lebih amannya larva mulai dipanen sehabis 7 - 8 hari pasca penebaran induk.

E. Pendederan dan Pemeliharaan Larva
Pendederan merupakan tahap pemeliharaan larva samapai mendapatkan benih dengan ukuran tertetu. Dalam melaksanakan pendederan, ada beberapa prosedur yang mesti diterapkan sehingga hasil yang diperoleh mampu optimal. Pertama, kolam pendederan mesti dipersiapka terlebih dulu sebelum dipakai. Secara lazim, luas kolam yang digunakan bermacam-macam mulai dari ukuran 10 m2 samapi ukuran cukup luas ialah 100 - 500 m2. Untuk persiapannya sama mirip persiapan kolan untuk pemijahan menyerupai yang sudah tertulis di atas. Kedua penebaran larva, sebelum larva ditebar perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian suhu antara wadah pemeliharaan sebelumnya dengan suhu kolam. 

Untuk pengaturan padat tebar, mampu diubahsuaikan dengan kedalaman kolam. Kolam dengan kedalaman 60 - 100 cm mampu menggunakan padat tebar 100 - 150 ekor/m2. sementara itu, jikalau kedalaman kolam antara 100 - 120 cm mampu menerapkan padat tebar 200 - 250 ekor/m2. Benih yang sudah ditebar berikutnya dipelihara samapai menjadi benih yang siap dijual. Ketiga pakan, untuk larva semestinya pakan mengandung protein sekitar 25 - 28% dan lemak tidak lebih dari 6%. Pakan berbentuk tepung sangat tepat diberikan alasannya telah bisa dicerna oleh larva. Pemberian pakan larva dilakukan sebanyak 3 - 4 kali sehari dengan dosis 10 - 20% dari biomass total.

F. Panen Benih 
Panen ialah tahap final dari kegiata budidaya. Karena, dimulai dari tahap pendederan akan menghasilakan panen benih berbentukukuran tertentu. Selama 50 hari pemeliharaan dari larva, akan dihasilkan benih nila berskala 100 - 150 ekor /kg. untuk menyingkir dari benih stres, pemanenan seharusnya dikerjakan pada pagi atau sore hari ialah pada saat suhu rendah.




Referensi : 
Nugroho, Estu. Nila Unggul #1. Jakarta, swadaya 2013. 
Ari, U. Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift. Jakarta, Swadaya 2008.