Jumat, 22 Oktober 2021

Tahap Pemeliharaan Larva Ikan Lele Tata Cara Pembenihan Tradisional


Ikan lele yang sudah menetas mampu dilihat di permukaan dasar kolam penetasan. Benih-benih ikan lele akan berkumpul di dasar kolam dengan warna hijau, hitam, atau kecokelat-cokelatan. Setelah telur-telur ikan lele menetas, kakaban harus diangkat secara hati-hati. Jika pengangkatan kakaban terlambat dilaksanakan, telur-telur yang tidak menetas akan membusuk dan menjadikan mutu air menurun, yang pada kesannya membahayakan keselamatan benih yang gres menetas.

Kolam atau tempat penetasan telur sekaligus dijadikan selaku tempat pemeliharaan larva. Agar program pembenihan dapat sukses sesuai dengan yang dibutuhkan, benih-benih ikan lele yang gres menetas mesti dirawat atau dipelihara dengan baik. Ada beberapa aspek yang perlu diamati selama pemeliharaan larva, yaitu kualitas air tetap tersadar dengan baik dan pakan mesti tersedia dalam jumlah dan mutu yang memadai. Karenanya penggantian atau penambahan air harus dilaksanakan setiap 2 hari sekali atau tergantung dari keperluan dengan menyaksikan mutu air yang ada di dalam kolam penetasan.

Benih ikan lele yang gres menetas sampai berumur 3 hari tidak butuhdiberi pakan pemanis. Hal ini disebabkan cadangan masakan di dalam tubuhnya yang berbentukkuning telur, masih tersedia. Pada hari keempat sehabis menetas, benih harus diberi pakan extra yang ukurannya diubahsuaikan dengan kudapan mulutnya. Pakan suplemen yang paling cocok yakni pakan alami atau kuliner hidup berupa plankton. Salah satunya ialah kutu air atau yang lebih diketahui dengan istilah Daphnia sp. Di samping kutu air, pakan alami lain yang tepat untuk benih ikan lele merupakan cacing sutera.

Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, merupakan dua kali sehari pada pagi atau sore hari. Pakan perhiasan berbentukpakan alami lebih dianjurkan lantaran mempunyai keunggulan jika daripada pakan bikinan. Selain itu, pakan alami memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan gampang dicerna. Sebaiknya dihindari bantuan pakan yang berlebihan. Tujuannya supaya air tidak tercemar.

Kutu air mampu diperoleh dari comberan atau daerah-tempat becek yang lain. Di samping itu, kutu air bisa diperoleh dengan cara dikultur atau dibudidayakan pada media tertentu. Kutu air yang ditangkap dari alam bebas memakai scop net (serok/tangguk) halus, sebelum diberikan, mesti dibersihkan dari kotoran dengan cara mencucinya terlebih dahulu. Cacing sutera hanya mampu diperoleh dari terusan pembuangan air atau comberan. Saluran air tersebut umumnya banyak mengandung materi-materi organik berbentuksisa-sisa buangan dari permukiman, sehingga cacing sutera bisa hidup dengan baik.



Benih lele dipelihara selama 2-3 minggu, dan selanjutnya didederkan di kolam tembok atau jaring apung (japung). Pemanenan benih dijalankan pada pagi atau sore hari dikala suhu masih rendah. Hal ini dimaksudkan untuk menyingkir dari terjadinya stres pada benih. Benih yang ditetaskan memakai kolam plastik, cara pemanenannya cukup mudah, yakni cuma dengan mengangkat beberapa sudut dari plastik tersebut. Dengan cara ini, secara perlahan-lahan air di dalam kolam pemeliharaan benih akan terbuang atau menyusut dan benih akan berkumpul di salah satu sudut. Di sudut pembuangan dipasang scop net yang berfungsi untuk memuat benih ikan lele yang terbawa pedoman air. Selanjutnya scop net diangkat dengan hati-hati dan benih ikan lele dipindahkan ke kawasan pendederan. Untuk setiap ekor induk yang beratnya sekitar 500 gram akan diperoleh benih ikan lele sebanyak 10.000-15.000 ekor.