Selasa, 12 Oktober 2021

Ekosistem Hutan Mangrove Dan Faedah Bagi Kehidupan Biota Perairan

Hutan mangrove yakni hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara terencana tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air bahari namun tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan tempat pantai ialah daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan maritim dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% .


Hutan mangrove yaitu sebutan biasa yang dipakai untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang memiliki kesanggupan untuk meningkat dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang termasuk ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus. 

Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama selaku komunitas, ialah komunitas atau masyarakat tanaman atau hutan yang tahan kepada kadar garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua selaku individu spesies. Supaya tidak rancu, Macnae memakai ungkapan “mangal” bila berkaitan dengan komunitas hutan dan “mangrove” untuk individu tanaman. Hutan mangrove oleh penduduk sering disebut pula dengan hutan bakau atau hutan payau. Penyebutan mangrove selaku bakau kelihatannya kurang tepat alasannya bakau merupakan salah satu nama golongan jenis tumbuhan yang ada di mangrove. 

Ekosistem mangrove merupakan suatu metode di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan kekerabatan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada daerah pesisir, terpengaruh pasang surut air bahari, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan bisa meningkat dalam perairan asin/payau. 

Dalam sebuah paparan mangrove di suatu daerah tidak mesti terdapat semua jenis spesies mangrove. Formasi hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor mirip kekeringan, energi gelombang, keadaan pasang surut, sedimentasi, mineralogi, imbas neotektonik. Komposisi spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk lahan pesisir, jarak antar pasang surut air bahari, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah. 

Daya Adaptasi Mangrove Terhadap Lingkungan Tumbuhan mangrove mempunyai daya adaptasi yang khas kepada lingkungan. Menguraikan pembiasaan tersebut dalam bentuk : 

1. Adaptasi kepada kadar kadar oksigen rendah, menjadikan mangrove mempunyai bentuk perakaran yang khas : 
  • bertipe cakar ayam yang memiliki pneumatofora (misalnya : Avecennia spp., Xylocarpus., dan Sonneratia spp.) untuk mengambil oksigen dari udara; dan 
  • bertipe penyangga/tongkat yang memiliki lentisel (misalnya Rhyzophora spp.). 

2. Adaptasi kepada kadar garam yang tinggi : 
  • Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam. 
  • Berdaun besar lengan berkuasa dan tebal yang banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangan garam. 
  • Daunnya mempunyai struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan. 

3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang strabil dan adanya pasang surut, dengan cara berbagi struktur akar yang sungguh ekstensif dan membentuk jaringan horisontal yang lebar. Di samping untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga berfungsi untuk mengambil pecahan hara dan menahan sedimen. 

Zonasi Hutan Mangrove 

Penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh banyak sekali faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrore di Indonesia : 

  • Daerah yang paling akrab dengan maritim, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini lazimberasosiasi Sonneratia spp. yang dominan berkembang pada lumpur dalam yang kaya materi organik. 
  • Lebih ke arah darat, hutan mangrove biasanya didominasi oleh Rhizophora spp. Di zona ini juga ditemui Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp.
  • Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp. 
  • Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah lazimditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem yang lain. 
  • Hubungan Ekosistem Mangrove dengan Ekosistem Lainnya 

Ekosistem utama di tempat pesisir yakni ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Tidak senantiasa ketiga ekosistem tersebut ditemui, tetapi demikian jika ketiganya dijumpai maka terdapat keterkaitan antara ketiganya. Masing-masing ekosistem mempunyai fungsi sendirisendiri. 

Ekosistem mangrove merupakan penghasil detritus, sumber nutrien dan materi organik yang dibawa ke ekosistem padang lamun oleh arus maritim. Sedangkan ekosistem lamun berfungsi selaku penghasil materi organik dan nutrien yang akan dibawa ke ekosistem terumbu karang. Selain itu, ekosistem lamun juga berfungsi sebagai penjebak sedimen (sedimen trap) sehingga sedimen tersebut tidak mengg anggu kehidupan terumbu karang. 

Selanjutnya ekosistem terumbu karang mampu berfungsi selaku pelindung pantai dari hempasan ombak (gelombang) dan arus maritim. Ekosistem mangrove juga berperan sebagai habitat (kawasan tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), kawasan asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi organisme yang hidup di padang lamun ataupun terumbu karang. 

Di samping hal-hal tersebut di atas, ketiga ekosistem tersebut juga menjadi daerah migrasi atau sekedar berkelana organisme-organisme perairan, dari hutan mangrove ke padang lamun kemudian ke terumbu karang atau sebaliknya.

Manfaat Ekosistem Hutan Mangrove 

Ekosistem hutan mangrove bermanfaat secara ekologis dan irit. Fungsi ekologis dan hemat hutan mangrove yakni : 

1. Fungsi ekologis : 
  • pelindung garis pantai dari erosi, 
  • mempercepat ekspansi pantai lewat pengendapan, 
  • menangkal intrusi air bahari ke daratan, 
  • tempat berpijah aneka biota laut, 
  • tempat berlindung dan berkembangbiak aneka macam jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga, 
  • selaku pengatur iklim mikro. 

2. Fungsi irit : 
  • penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan, materi masakan, obat-obatan), 
  • penghasil keperluan industri (materi baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna), 
  • penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung, 
  • pariwisata, observasi, dan pendidikan. 

Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Sebagian insan dalam memenuhi keperluan hidupnya dengan mengintervensi ekosistem mangrove. Hal ini dapat dilihat dari adanya alih fungsi lahan (mangrove) menjadi tambak, pemukiman, industri, dan sebagainya maupun penebangan oleh penduduk untuk berbagai keperluan.


Sumber Referensi ; Academia.edu, Makalah "Ekosistem Mangrove dan Pengelolaannya Di Indonesia".

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)