Selama proses pemijahan berlangsung, secara bersamaan induk ikan lele betina akan mengeluarkan telur dan induk ikan lele jantan mengeluarkan spermanya. Pembuahan akan terjadi di luar badan induk atau di dalam air. Telur ikan lele yang sudah keluar dari induk dan sudah di buahi berikutnya perlu dilaksanakan perawatan, berikut tahapannya dalam tata cara tradisional;
Pembuatan Kolam Penetasan Telur
Pada hari yang serempak dengan persiapan pemijahan, kolam atau wilayah penetasan telur ikan lele mesti ditawarkan pula. Karena sesudah proses pemijahan simpulan, telur-telur ikan lele yang menempel di kakaban mesti segera dipindahkan. Jika terlambat dipindahkan, dikhawatirkan telur-telur tersebut akan dimakan kembali oleh induk-induknya.
Kolam penetasan yang biasa dipakai para petani ialah kolam yang yang dibuat dari plastik terpal mirip halnya kolam pemijahan. Ukuran kolam penetasan harus lebih besar dibandingkan dengan ukuran kolam pemijahan, sebab bak penetasan tersebut sekaligus dipakai selaku kawasan perawatan atau pemeliharaan benih ikan lele yang gres menetas (larva). Untuk seekor induk ikan lele betina yang beratnya 500 gram, luas bak penetasan yang diharapkan sekitar 2 x 3 x 0,25 m.
Kolam penetasan mampu ditempatkan di samping atau di belakang rumah tempat tinggal, asalkan tidak pribadi terkena sinar matahari dan hujan. Kolam yang berada di daerah yang pribadi terkena sinar matahari atau air hujan, dapat menjadikan benih ikan lele mengalami kematian alasannya mempunyai peluang terjadi perubahan suhu yang cukup drastis. Lahan yang mau digunakan untuk menciptakan kolam penetasan berupa tanah atau tembok bekas dengan permukaan rata.
Pembuatan kolam penetasan telur pada budidaya ikan lele pembenihan ini tidak terlampau sukar dilakukan dan biaya yang diharapkan pun tidak terlampau besar. Langkah-langkah pengerjaan kolam penetasan sebagai berikut.
- Membuat denah ibarat kolam berbentuk empat persegi panjang dengan panjang dan lebar yang telah diputuskan.
- Di setiap sudut denah ditancapkan tiang berbentukkayu atau bambu dengan ketinggian 20-25 cm. Ketinggian ini disebabkan benih lele yang gres menetas belum memerlukan ketinggian air yang dalam.
- Agar kerangka wilayah penetasan kuat, kerangka mesti dipaku ke setiap tiang.
- Langkah berikutnya yaitu memasang plastik terpal selaku tempat penetasan telur. Plastik yang mau digunakan mesti disesuaikan dengan lebar kerangka. Plastik dipasang di bab dalam kerangka dengan cara mengikat tepi plastik ke kerangka bilah bambu. Setiap ikatan berjarak 25 cm. Hal ini dimaksudkan supaya plastik dapat menahan kekuatan periode air atau tekanan air yang akan mendesak ke luar bak.
- Ketinggian air dalam bak penetasan antara 15-20 cm.
Perawatan Telur
Setelah induk ikan lele tamat memijah, keesokan harinya telur-telur yang sudah melekat di kakaban diangkat secara hati-hati dan dipindahkan ke kolam penetasan. Kakaban ditaruh dengan posisi rata dan semua permukaan kakaban harus terendam di dalam air. Hal ini dimaksudkan agar seluruh telur ikan lele juga ikut terendam. Jika ada telur yang tidak terendam air, mampu ditentukan telur tersebut tidak akan menetas.
Selama proses penetasan, mesti dijalankan pengontrolan guna menangkal binatang liar, mirip kodok atau ular, masuk ke dalam bak penetasan, yang mampu memangsa telur atau benih ikan lele yang sedang ditetaskan tersebut.
Telur-telur ikan lele akan menetas sesudah 22-124 jam dari dikala pemijahan. Selama proses penetasan berlangsung, diusahakan ada sedikit air yang mengalir. Dalam hal ini bisa digunakan selang kecil yang lazim digunakan untuk aerator akuarium. Pengaliran air ini berencana untuk menjaga kualitas air selama penetasan. Jika mutu airnya buruk atau timbul wangi yang tidak sedap, benih ikan lele yang baru menetas akan mati.
Ikan lele yang sudah menetas bisa dilihat di permukaan dasar bak penetasan. Benih-benih ikan lele akan berkumpul di dasar kolam dengan warna hijau, hitam, atau kecokelat-cokelatan. Setelah telur-telur ikan lele menetas, kakaban mesti diangkat secara hati-hati. Jika pengangkatan kakaban telat dilaksanakan, telur-telur yang tidak menetas akan membusuk dan menimbulkan mutu air menurun, yang pada karenanya membahayakan keselamatan benih yang baru menetas.