Sabtu, 23 Oktober 2021

Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Sumber Air


Budidaya perikanan merupakan upaya manusia dalam rangka untuk memajukan produktivitas alamiah pada sebuah perairan (laut, sungai, danau, atau waduk). Ruang lingkup budidaya perikanan (akuakultur) ternyata mempunyai cakupan yang sungguh luas jika ditinjau dari aneka macam sudut pandang. Ruang lingkup akuakultur tersebut bisa didasarkan pada ruang (spasial), sumber air yang digunakan, sumber air dan jenis acara. Berikut ini yaitu ruang lingkup budidaya perikanan menurut beberapa sudut pandang tersebut.

Air yang digunakan sebagai media untuk keperluan budidaya perikanan dibedakan berdasarkan salinitas atau kandungan garam NaCl-nya menjadi perairan tawar, perairan payau, dan perairan laut. Perairan tawar memiliki salinitas (kadar garam) sebesar 0 ppt (part per thousand = satu gram garam dalam satu liter air), sedangkan perairan payau dan laut memiliki salinitas masing-masing 1-32 ppt dan >32 ppt. 

Perairan tawar terdapat di daratan berbentukmata air, sungai, danau, waduk, kanal irigasi, air hujan dan air sumur, serta genangan air yang lain di pegunungan, perbukitan, dataran tinggi hingga dataran rendah dan pantai. Perairan payau terdapat di tempat pesisir, mirip pantai, muara sungai, dan rawa payau, serta tempat yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air maritim. Nilai salinitas perairan di kawasan ini bergantung pada efek tersebut sehingga menjadi perairan payau yang mengarah ke tawar atau payau yang mengarah ke asin. 

Perairan laut dengan kadar salinitas >32 ppt terdapat di maritim atau kawasan pantai yang kurang dipengaruhi oleh perairan di daratan (terestrial) sehingga mempunyai salinitas yang tinggi seperti halnya di laut lepas. Berdasarkan sumber air yang dipakai untuk program buatan budidaya perikanan maka dikenal budidaya air tawar (freshwater culture), budidaya air payau (brackishwater culture) dan budidaya maritim (mariculture) marikultur (Gambar 1.4). Budidaya air tawar dilakukan dengan memakai sumber air dari perairan tawar, sedangkan budidaya air payau dan marikultur masing-masing memakai perairan payau dan maritim selaku sumber airnya.

Oleh alasannya adalah itu, lazimnya lokasi budidaya perikanan baik budidaya air tawar, budidaya air payau maupun marikultur, bersifat khas. Budidaya air tawar dijalankan di daratan di mana terdapat sumber air tawar yang dapat berbentukmata air, sungai, danau, waduk, susukan irigasi, air hujan dan air sumur, serta genangan air lainnya, baik di pegunungan, perbukitan, dataran tinggi hingga dataran rendah dan pantai. 

Budidaya air payau lazimnya dilakukan di daerah pesisir, mirip pantai, muara sungai, dan rawa payau, serta wilayah lainnya yang masih dipengaruhi pasang surut air laut. Marikultur dilakukan di maritim atau di lokasi di mana sumber air laut relatif mudah diakses. Kekhasan lokasi budidaya tersebut acap kali tidak terjadi, terutama pada kegiatan pembenihan yang ialah salah satu aktivitas utama budidaya perikanan. Sebagai contoh, pembenihan dan penampungan ikan laut dilaksanakan di darat, bahkan jauh dari laut dengan cara mengambil dan menjinjing air maritim ke lokasi tersebut. 

Keberadaan dan sifat sumber daya air mensugesti program budidaya perikanan yang dikembangkan, tergolong komoditas (biota) yang diseleksi. Komoditas yang dipelihara dalam budidaya air tawar, budidaya air payau dan marikultur yaitu spesies yang berasal dari habitat tersebut atau sudah mengikuti keadaan masing-masing di lingkungan air tawar, air payau dan air laut. 

Komoditas budidaya air tawar ialah biota akuatik yang mempunyai habitat alamiah perairan tawar. Komoditas budidaya air payau dan marikultur yakni biota akuatik yang mempunyai habitat alamiah perairan payau dan maritim. Biota perairan payau lazimnya mempunyai toleransi yang tinggi kepada kisaran salinitas yang lebar, dari perairan nyaris tawar hingga perairan nyaris asin (laut) sehingga biota ini bisa dibudidayakan di luar habitat alamiahnya. Sebagai pola, ikan bandeng (Chanos chanos) dan udang windu (Penaeus monodon) yang ialah spesies perairan payau, namun ternyata bisa dibudidayakan masing-masing di dalam keramba jaring apung di waduk dan sawah, yang intinya ialah perairan tawar.



Baca Juga :
Istilah dan Definisi Budidaya Perikanan Secara Menyeluruh
Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Spasial
Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Kegiatan