Minggu, 24 Oktober 2021

Ungkapan Dan Definisi Budidaya Perikanan Secara Menyeluruh


Untuk bisa mengerti secara benar ihwal segala faktor dalam perikanan budidaya, Anda semestinya perlu memahami terlebih dulu mengenai definisi budidaya perikanan itu sendiri. Setelah mengerti apa yang dimaksud dengan definisi budidaya perikanan tersebut, selanjutnya yakni mengerti wacana ruang lingkup budidaya perikanan yang ditinjau dari beberapa sudut pandang. Sementara itu, untuk lebih mempertajam dan mempeluas pemahaman serta pengetahuan perihal budidaya perikanan maka Anda perlu mengetahui hakikat atau tujuan dari budidaya perikanan itu sendiri. 

Perikanan budidaya ternyata memiliki lebih dari satu definisi, yang berkorelasi dengan kemajuan budidaya perikanan itu sendiri, baik selaku suatu acara ekonomi, teknologi, bikinan maupun konservasi. Ruang lingkup budidaya bisa ditinjau dari kegiatan, keruangan (spasial) dan media (sumber air) yang digunakan. 

Peninjauan ruang lingkup dari beberapa sudut pandang tersebut memberi pengertian akan luasnya cakupan budidaya perikanan. Lebih lanjut, jika ditinjau dari tujuannya, budidaya perikanan ternyata tidak hanya memproduksi biota akuatik untuk tujuan konsumsi (buatan kuliner) saja. Terdapat banyak tujuan budidaya perikanan, antara lain yakni perbaikan stok ikan di alam (restocking), bikinan ikan umpan, wisata, konservasi, bikinan ikan hias, daur ulang materi organik, dan produksi bahan baku industri.

Budidaya perikanan mempunyai beberapa ungkapan, antara lain akuakultur, perikanan budidaya, budidaya ikan dan budidaya perairan. Akuakultur berasal dari bahasa Inggris aquaculture (aqua = perairan, culture = budidaya) dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi budidaya perairan atau budidaya perikanan. Aquaculture merupakan istilah budidaya perikanan yang sudah mendunia dan diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi akuakultur. Istilah akuakultur belum dipakai secara luas di Indonesia. Istilah ini banyak digunakan cuma oleh kelompok akademisi dan peneliti. 

Sementara itu, ungkapan budidaya perikanan atau budidaya ikan ternyata lebih banyak digunakan secara meluas, baik di kalangan pelaku (praktisi) acara budidaya perikanan (penduduk dan perusahaan), birokrasi pemerintah, akademisi dan peneliti, serta penduduk pada umumnya. Statistik perikanan menggunakan ungkapan budidaya perikanan untuk mencatat data tentang budidaya perikanan, selaku penyanding perumpamaan perikanan tangkap untuk program produksi perikanan lewat aktivitas penangkapan. 

Ada upaya, khususnya dari kelompok akademisi, untuk lebih menjual istilah akuakultur sebagai pengganti budidaya perikanan. Hal ini dijalankan untuk lebih mendekatkan pada ungkapan yang telah mendunia, ialah aquaculture (akuakultur). Budidaya perikanan itu sendiri didefinisikan selaku suatu program untuk memproduksi biota (organisme) akuatik secara terkontrol dalam rangka menerima laba (profit). Dengan penekanan pada kondisi terkontrol dan orientasi untuk mendapatkan keuntungan tersebut, definisi ini mengandung makna bahwa aktivitas budidaya perikanan ialah kegiatan ekonomi (prinsip-prinsip ekonomi) yang mengarah pada industri (tepat waktu, sempurna jumlah, sempurna kualitas, dan tepat harga). 

Sebelum definisi tersebut di atas, sudah meningkat definisi budidaya perikanan selaku campur tangan atau upaya-upaya insan untuk mengembangkan produktivitas perairan lewat kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya yang dimaksud yakni perjuangan pemeliharaan untuk mempertahankan kelancaran hidup (survival), menumbuhkan (growth) dan memperbanyak (reproduction) biota akuatik. Definisi ini meningkat dengan mengamati evolusi produksi yang berlangsung di dalam perikanan. 

Kegiatan budidaya perikanan diawali oleh kegiatan perikanan tangkap, suatu acara yang telah dilaksanakan oleh insan primitif semenjak zaman purba. Produksi perikanan tangkap dibatasi oleh produktivitas alamiah suatu perairan (maritim, sungai, danau atau waduk). Produktivitas (buatan bobot biomassa biota air per satuan volume air per waktu) alamiah perairan tersebut mampu ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali oleh budidaya perikanan. Uraian berikut menjajal untuk membuktikan definisi awal dari budidaya perikanan ini. 

Suatu perairan waduk yang mempunyai luas 100.000 m2 dan kedalaman 10 m atau volume 1.000.000 m3 , ketika dikuras habis dan ikannya ditangkapi semua akan diperoleh bikinan sebanyak 1.000 kg ikan maka produktivitas alamiah waduk tersebut merupakan sebesar 1.000 kg/1.000.000 m3 atau 0,001 kg/m3 (Gambar 1.2). Manakala pada perairan waduk tersebut dibangun keramba jaring apung berskala 111 m atau bervolume 1 m3 , dan dari keramba tersebut (lewat teknologi budidaya perikanan) bisa dibuat ikan sebanyak 10 kg. Hal ini memiliki arti bahwa, produktivitas keramba tersebut adalah sebesar 10 kg/m3 . Coba Anda bandingkan dengan produktivitas alamiah waduk yang cuma sebesar 0,001 kg/m3 sebelum dijalankan usaha budidaya keramba. 

Dengan demikian, melalui budidaya perikanan, produktivitas perairan waduk dalam memproduksi ikan bisa ditingkatkan hingga meraih 10.000 kali. Teknologi budidaya perikanan pada paparan di atas mencakup konstruksi wadah bikinan, pemilihan lokasi budidaya, penentuan acuan tanam, penggunaan benih unggul dan padat penebaran (stocking density) yang tepat, pemberian pakan yang sesuai jumlah, mutu, waktu dan cara, pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan air, pemantauan, pemanenan, dan penanganan pascapanen.

Baca Juga :
Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Spasial

Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Sumber Air
Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Kegiatan


Referensi :
http://repository.ut.ac.id/4184/1/MMPI5201-M1.pdf