Rabu, 13 Oktober 2021

Fisika Air Dan Pengaruhnya Kepada Budidaya Ikan

Lingkungan perairan selaku tempat hidup atau media hidup organisme akuatik ialah salah satu faktor terpenting yang perlu diamati dalam melaksanakan budidaya perairan. Hal ini disebabkan alasannya yakni mutu perairan sebuah wadah budidaya sangat menentukan kehidupan organisme akuatik yang dibudidayakan, baik dari faktor sumber air yang digunakan seperti parameter fisika, kimia dan biologi, juga perlu dimengerti dan dimengerti faktor-faktor yang diharapkan dalam pengelolaan mutu air. Parameter fisika ialah parameter yang mampu diamati jawaban perubahan fisika air menyerupai cahaya, suhu, kecerahan, kekeruhan, warna, padatan tersuspensi dan padatan terlarut hingga salinitas air.


Parameter fisik dalam mutu air merupakan parameter yang bersifat fisik, dalam arti dapat dideteksi oleh panca indera manusia yakni lewat visual, penciuman, peraba dan perasa. Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air bisa diketahui secara visual, sedangkan penciuman mampu mendeteksi adanya pergantian bacin pada air serta peraba pada kulit mampu membedakan suhu air, berikutnya rasa tawar, asin dan lain sebagainya mampu dideteksi oleh pengecap (indera perasa). Hasil indikasi dari panca indera ini hanya dapat dijadikan indikasi awal karena bersifat subyektif, jika dibutuhkan untuk menentukan kondisi tertentu, misal mutu air tersebut sudah menurun atau tidak mesti dikerjakan analisis investigasi air di laboratorium dengan tata cara analisis yang sudah ditentukan.

Sifat-sifat fisika air merupakan faktor pemisah antara lingkungan air dengan lingkungan udara. Selain itu faktor fisika juga banyak menghipnotis kehidupan organisme di dalam air. Adanya perbedaan yang amat besar dari masing-masing faktor fisika di lingkungan air dengan lingkungan udara, menimbulkan imbas yang bertentangan kepada tanaman dan hewan pada masing-masing lingkungan tersebut. Di samping itu air juga berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmosis, selaku pelarut dan penghantar listrik yang bagus. Parameter fisika air antara lain yakni:

a. Suhu

Suhu udara yakni derajat panas dan hambar udara di atmofer. Berdasarkan penyebarannya di paras bumi suhu udara mampu dibedakan menjadi dua, ialah sebaran secara horisontal dan vertikal.air selaku lingkungan hidup organisme air relatif tidak terlalu banyak mengalami fluktuasi suhu ketimbang udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi ketimbang udara. Artinya untuk naik 1oC, setiap satuan Volume air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak dibandingkan dengan udara. Pada perairan dangkal akan membuktikan fluktuasi suhu air yang lebih besar ketimbang perairan yang dalam. Sedangkan organisme membutuhkan suhu yang stabil atau fluktuasi sushu yang rendah. Agar suhu air sebuah perairan berfluktuasi rendah maka perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat alam antara lain :

1. Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan air.
2. Angin, selaku pencetus pemindahan massa air.
3. Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi kalau disuatu perairan terdapat lapisan air yang bersuhu rendah akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan perairan.

Suhu air yang ideal bagii organisme air yang dibudidayakan semestinya ialah tidak terjadi perbedaan suhu yang tidak menonjol antara siang dan malam (tidak lebih dari 5oC). Pada perairan yang tergenang yag memiliki kedalaman sekurang-kurangnya1,5 meter lazimnya akan terjadi pelapisan (strasifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi alasannya ialah suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu terjadi alasannya masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolam air yang menimbulkan terjadinya gradien suhu yang vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari dua meter biasanya terjadi strasifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melaksanakan aktivitas budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebiih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah strasifikasi suhu pada wadah budidaya ikan perlu iperhatikan dan mesti memakai alat bantu untuk pengukurannya.

b. Kecerahan

Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air mampu dilaksanakan dengan memakai lempengan/belahan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari sebuah perairan dengan alat tersebut yaitu satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan orisinil bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. 

Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang diputuskan menurut banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh materi-materi yang terdapat didalam perairan. Faktor-aspek kekeruhan air diputuskan oleh:

a. Benda-benda halus yang disuspensikan (ibarat lumpur dsb)
b. Jasad-jasad renik yang ialah plankton.
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak).

c. Bau

Pada kolam budidaya ikan, air pada bak ikan mesti senantiasa di buang atau diganti, semoga tidak akan menimbulkan anyir yang menyengat pada air. Faktor yang menjadikan air pada bak berbau tidak sedap ialah diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang timbul, Feses dari kotoran ikan yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menciptakan amoniak. Material dalam air bisa berupa jumlah zat tersuspensi (TDS).

d. Warna

Kriteria warna air tambak yang bisa dijadikan teladan tolok ukur dalam pengelolaan mutu air ialah seperti di bawah ini:

1. Warna air tambak hijau renta yang bermakna memperlihatkan adanya dominansi chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat sungguh memiliki potensi terjadinya trendplankton di perairan tersebut.
2. Warna air tambak kecoklatan yang mempunyai arti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis plankton ini merupakan salah satu penyedia pakan alami bagi udang, sehingga tingkat pertumbuhan dan pertumbuhan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif kurang khususnya pada kondisi berita terkini dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga memiliki potensi terjadinya plankton collaps dan kalau pengelolaannya tidak cermat kestabilan mutu perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengusik tingkat ketentraman udang di dalam tambak.
3. Warna air tambak hijau kecoklatan yang memiliki arti menyampaikan dominansi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang disokong dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.

d. Kekeruhan 

Kekeruhan ialah citra sifat optik air oleh adanya materi padatan terutama materi tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh warna air. Bahan tersuspensi ini berbentukpartikel tanah liat, lumpur, koloid tanah dan organisme perairan (mikroorganisme). Padatan tersuspensi tidak cuma membahayakan ikan namun juga menimbulkan air tidak produktif alasannya adalah membatasi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa. 

Kekeruhan air atau sering disebut turbidty ialah salah satu parameter uji fisik dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air biasanya akan dimengerti dengan besaran NTU (Nephelometer Turbidity Unit) sesudah dilaksanakan uji aplikasi memakai alat turbidimeter.Apabila materi tersuspensi ini berbentukpadatan organisme, maka pada batasan tertentu bisa dijadikan indikator terjadinya pencemaran suatu perairan. Oleh alasannya yaitu itu kekeruhan mampu mensugesti/ memilih: 

a) Terjadinya gangguan respirasi, 
b) Dapat menurunkan kadar oksigen dalam air, 
c) Terganggunya daya lihat (visual) organisme akuatik 
d) Terjadinya gangguan terhadap habitat. 
e) Menghambat penetrasi cahaya ke dalam air 
f) meminimalisir efektifitas desinfeksi pada proses penjernihan air 

e. Salinitas 

Salinitas didefinisikan selaku jumlah materi padat yang terkandung dalam tiap kilogram air bahari, dengan asumsi semua karbonat diubah menjadi bentuk oksida, bromida dan iodin diganti dengan klorida dan Satuan salinitas dinyatakan dalam gram perkilogram, atau selaku perseribu, yang lazim disebut “ppt”. Kadar salinitas di setiap perairan berlawanan disebakan alasannya adanya distribusi salinitas di laut. Distribusi ini terjadi secara vertikal dan horizontal. Distribusi salinitas dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu : 

a) Pola sirkulasi air : membantu penyebaran salinitas 
b) Penguapan (evaporasi) : kian tinggi tingkat penguapan di kawasan tersebut, maka salinitasnya pun bertambah atau sebaliknya lantaran garam-garam tersebut tertinggal di air misalnya di Laut Merah kadar salinitasnya meraih 400/00. 
c) Curah hujan (presipitasi) : kian tinggi tingkat curah hujan di tempat tersebut, maka salinitasnya akan menyusut atau sebaliknya hal ini dikarenakan terjadinya pengenceran oleh air hujan. 
d) Aliran sungai di sekitar (run off) : semakin banyak pemikiran sungai yang bermuara pada maritim maka salinitasnya akan menurun dan sebaliknya. 

f. Kedalaman 

Kedalaman suatu perairan bekerjasama erat dengan produktivitas, suhu vertikal, penetrasi cahaya, densitas, kandungan oksigen, serta unsur hara. Kedalaman perairan sungguh kuat terhadap biota yang dibudidayakan. Hal ini bekerjasama dengan tekanan yang diterima di dalam air, lantaran tekanan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan duduk perkara teknik aneka macam pesisir mirip erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan dan kontraksi, pelabuhan, penilaian, penyimpanan pasang surut, pergerakan, pemeliharaan, rute navigasi. Kedalaman juga sungguh berefek terhadap penentuan teknologi budidaya perairan yang dilaksanakan di laut ataupun di perairan tergenang ataupun mengalir.

Pengaruh terhadap Budidaya Ikan

Pengaruh suhu secara tidak eksklusif dapat menentukan stratifikasi massa air, stratifikasi suhu di sebuah perairan diputuskan oleh kondisi cuaca dan sifat setiap perairan mirip perubahan pemanasan dan pengadukan, pemasukan atau pengeluaran air, bentuk dan ukuran suatu perairan. Suhu air yang patut untuk budidaya ikan laut ialah 27 – 32 0C. Kenaikan suhu perairan juga menurunkan kelarutan oksigen dalam air, memberikan pengaruh pribadi terhadap kegiatan ikan disamping akan mengoptimalkan daya racun suatu polutan kepada organism perairanSuhu air berkisar antara 35 – 40 0C merupakan suhu kritis bagi kehidupan organism yang mampu mengakibatkan maut.

Kenaikan suhu air yang meraih 30,80C. Kenaikan suhu air akan menjadikan kelarutan oksigen rendah (kurang dari 4 ppm). Kondisi tersebut diduga sebagai faktor pembatas banyak sekali macam ikan tertentu, khususnya jenis ikan dari famili Cyprinidae. Suhu air juga merupakan salah satu faktor yang banyak mensugesti penggunaan oksigen terlarut dalam air, tetapi suhu air yang

diperoleh tersebut masih normal dan dalam kisaran suhu yang mampu ditolerir oleh ikan bandeng. Semakin tinggi suhu, maka kelarutan oksigen akan kian menyusut kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga menyusut dengan meningkatnya lalinitas, sehingga kadar oksigen cenderung lebih rendah dari pada kadar oksigen di perairan air tawar.

Kondisi air yang tidak terlalu pekat oleh materi pencemar. Kondisi ini juga disokong oleh suhu perairan ialah 29.40C, tingginya suhu pada stasiun ini besar lengan berkuasa terhadap penyerapan unsur logam oleh tumbuhan. Semakin tinggi suhu lingkungan tumbuhan makin tinggi penyerapanoleh tanaman, dimana suhu lingkungan akan menjadikan proses fotosintesis akan meningkat sehingga penyerapan tumbuhan akan meningkat juga.

Badan dan warna air mampu bermetamorfosis berwarna hijau, biru-hijau atau warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau atau kolam yang besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis mikroalgae yang berperan didalamnya yaitu Anabaena flosaquae dan Microcystis aerugynosa.

Kualitas perairan memperlihatkan efek yang cukup besar terhadap survival dan perkembangan makhluk-makhluk yang hidup yang cantik tumbuh-tumbuhan renik yang mempu berasimilasi. Agar berkembang-tumbuhan renik mampu berasimilasi air mesti:
· Mempunyai suhu yang optimum untuk mendorong proses hidup
· Menerima cahaya matahari yang cukup
· Mengandung gas karbondioksida yang cukup
· Mengandung mineral-mineral yang cukup

Tingkat kekeruhan air di perairan mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan matahari semakin keruh sebuah tubuh air maka kian menghambat sinar matahari masuk kedalam air. Pengaruh tingkat pencahayaan matahari sangat besar pada metabolism makhluk hidup dalam air, kalau cahaya matahari yang masuk berkurang maka makhluk hidup dalam air terganggu, khususnya makhluk hidup pada kedalaman air tertentu, demikian pula sebaliknya.


Sumber Referensi : Academia.edu, Makalah "Pengaruh Faktor Fisika Dalam Biudidaya Ikan".

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)