Menangkap ikan memerlukan peralatan dan teknik yang cocok untuk menangkap ikan, baik yang masih tradisional maupun yang memakai teknologi moderen. Sedangkan yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan yakni akomodasi dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Dengan peralatan dan teknik penangkapan yang tepat akan bisa menangkap ikan dengan hasil yang bagus.

Umumnya alat penangkap ikan terbagi dalam dua jenis yaitu alat penangkap ikan yang bab khususnya yang dibentuk dari webbing (pukat cincin, pukat ikan, paying) dan yang lain yang dibentuk dari tali (semua alat penangkap ikan yang termasuk dalam kalangan tata cara penangkapan ikan dengan tali dan pancing). Alat penangkap ikan yang bagian khususnya yang dibentuk dari webbing terbagi lagi menjadi dua golongan, yang didasarkan pada ukuran mata jarring. Kelompok pertama yakni ikan harus terjerat (tertangkap atau terjerat pada setiap mata jarring). Kelompok kedua ikan mesti terkurung, terperangkap di dalam jaring.
Jaring lingkar tanpa tali kerut (lampara) ibarat dengan pukat cincin, dengan panel yang lebih sempit, saat dioperasikan melingkari sekumpulan ikan, dikala kedua ujung sayap berjumpa . Kedua sayap ditarik kea rah kapal oleh tenaga insan, menutup bagian bawah berbarengan dengan cuilan atasnya.
Asal mulanya jaring lampara dipakai untuk menangkap ikan umpan hidup. Jaring ini diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1950-an khususnya di kawasan dimana banyak penangkapan cakalang (pole and line) perairan sulawesi Utara (Air Tembaga), Sulawesi Selatan dan perairan Indonesia Timur.
Ukuran jaring lampara beragam mulai panjang 25-50 depa dan lebar (dalam jaring) antara 6 – 20 depa. Kantong jaring relatif besar. Sekilas bentuk jaring lampara mirip payang, berisikan sayap (kiri dan kanan) dan kantong. Kantong untuk lampara berbeda dengan kantong jaring payang ialah ujungnya tidak lagi lancip (berupa kerucut) namun lebih cenderung menggelembung hal ini dimaksudkan mudah-mudahan ikan-ikan umpan yang tertangkap tidak mudah mati sebab masih tersedia cukup ruang u ntu k bergerak (tidak berdesak-desakan).
Penangkapan ikan umpan hidup dengan lampara dlakukan pada malam hari, dan penangkapannya dibantu dengan lampu untuk menghimpun ikan umpan. Pertama-tama menjelang malam hari lampu-lampu yang ada di kapal/perahu dinyalakan. Jika telah terkumpul ikan umpan lampu yang ada di kapal dimatikan dan dipersiapkan bahtera lampu menjauh dengan kapal dan ditawarkan pula perahu yang menjinjing jaring. Jika telah cukup jarak perahu lampu dan ketebalan/populasi ikan umpan lumayan banyak , maka bahtera jaring mulai menurunkan jaring mengelilingi perahu lampu. Setelah kedua ujung tali jaring berjumpa dikapal jaring membentu k lingkaran maka selanjutnya d iadakan penarikan. Setelah penarikan jaring mendekati pada bab kantong, lalu bundar besi (diameter kurang lebih 2 meter) dilemparkan kedalamnya dan terjadilah bentuk kantong yang sempurna mirip mangkok.
Selanjutnya kawanan ikan umpan yang sudah terkurung dalam kantong berikut bahtera ditarik kembali ke kapal diikuti oleh perahu lampu untuk menyelesaikan hasil tangkapan. Pemindahan ikan umpan dari kantong jaring ke kolam-bak di dalam kapal penangkapan (tuna clipper) dilaksanakan dengan cara menyeroknya bertahap dan dilaksanakan dalam tempo yang cepat agar tidak lekas mati.
Hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari berbagai jenis ikan umpan mirip : layang (decapterus spp), kembung (rastrelliger spp.), sardin (clupeid), teri (stelephorus spp), lolosi (Caesio spp).
Musim penangkapan mampu dijalankan di sepanjang tahun, utamanya di perairan pantai dan teluk-teluk. Hasil penangkapan yang baik biasanya dijalankan pada malam gelap, kondisi maritim tidak bergelombangdan arus tidak begitu kuat.
PENGERTIAN
Lampara yakni alat penangkapan ikan yang sekilas memang ibarat dengan payang. Lampara yang dibuat dari jaring yang berupa persegi empat akan tetapi pecahan tengah lebih lebar, terdiri dari sayap dan kantong. Kantong pada lampara tidak lancip namun menggelembung. Lampara termasuk dalam pembagian terstruktur mengenai pukat kantong, alasannya lampara seperti memiliki kantong yang menggelembung.
Lampara dasar yang berkembang di penduduk perikanan, banyak mengalami pergantian atau modifikasi bentuk yang menyimpang dari bentuk konstruksi lampara dasar yang orisinil. Lampara dasar yang dimodifikasi (sesuai dengan persyaratan bentuk baku konstruksi pukat hela/trawl net) banyak dipergunakan oleh para nelayan skala kecil di daerah perairan seluruh Indonesia.
KONSTRUKSI ALAT
Kontruksi lampara dasar berisikan dua bab utama ialah bagian sayap (kiri dan kanan) dan kepingan kantong. Bagian sayap berperan selaku jalur penaju atau penghalau udang dan ikan demersal supaya cenderung masuk ke dalam kantong. Panjang serpihan sayap merupakan dasar penentuan ukuran dari besarnya sebuah lampara dasar, kian panjang maka kian luas dasar perairan yang mampu disapu.
Bahan, jenis, ukuran dan bentuk komponen masing-masing potongan alat tangkap lampara dasar modifikasi, antara lain :
Bahan jaring
Tubuh pukek osoh dan lampara dasar terdiri dari dua merupakan panel atas dan panel bawah. Panel atas berisikan empat cuilan yakni sayap, medan jaring atas, tubuh pukat, kantong dan panel bawah terdiri dari tiga cuilan yaitu sayap, tubuh pukat dan kantong. Bahan yang dibuat dari benang nilon poly ethylene biasanyadisebut PE Ø 1 mm no. 12 dan warna biru renta. Berikut ialah uraian ukuran masing-masing bab :
Sayap.
Sayap terbagi dua pecahan sayap atas dan sayap bawah, panjang sayap atas 6,00 meter dan sayap bawah 6,58 meter. Bagian–bagian lain pada sayap atas dan sayap bawah memiliki ukuran yang sama ialah lebar pecahan depan 3,44 meter, lebar cuilan belakang 3,72 meter.
Medan jaring atas.
Panjang medan jaring atas yakni 0,58 meter, lebar depan 5, 10 meter, lebar belakang 4,98 meter, ukuran mata cuilan depan dan belakang 2,50 inci, jumlah mata depan 125 buah, jumlah mata bagian belakang 119 buah dan shortening 35,24 persen.
Badan pukat atas dan badan pukat bawah.
Kedua panel tubuh pukat memiliki panjang yaitu 7,48 meter, lebar depan 4,98 meter, lebar belakang 1,46 meter, ukuran mata bagian depan 2,00 inci, ukuran mata belakang 1,00 inci,
Kantong atas dan Kantong bawah.
Kedua panel kantong mempunyai panjang ialah 7,50 meter, lebar depan 1,46 meter, lebar belakang 0,56 meter, ukuran mata kepingan depan 1,00 inci.
Tali.
Tali diharapkan untuk membuat dan mengoperasikan lampara dasar, adapun tali yang dibutuhkan serta bahan dan ukurannya yakni sebagai berikut :
Tali ris atas.
Jenis tali ris atas adalah poly ethylene (PE) Ø 6 mm No. 6 warna biru tua, arah pilinan tali ke kanan dan panjang tali ris atas ialah 13,50 meter.
Tali ris bawah.
Jenis tali ris bawah yaitu poly ethylene (PE) Ø 6 mm No. 6 warna biru renta, arah pilinan tali ke kanan dan panjang tali ris bawah adalah 14,27 meter.
Tali pelampung.
Jenis tali pelampung yaitu poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna putih, arah pilinan tali ke kanan dan panjang sama dengan panjang tali ris atas 13,50 meter.
Tali pemberat51.
Tali pemberet berisikan dua utas yakni tali dengan jenis poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 dan jenis poly ethylene (PE) Ø 4 mm No. 4 dan masing-masing berwarna putih, arah pilinan tali ke kanan dan panjang tali sama dengan panjang tali ris bawah 14,27 meter.
Tali penarik.
Tali ini merupakan penghubung lampara dasar dengan kapal dengan jenis poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna putih, arah pilinan tali ke kanan dan panjangnya 150 meter.
Tali danleno.
Tali antara ujung sayap depan dengan danleno. Tali ini yakni penghubung antara ujung sayap depan dengan danleno, dengan jenis tali yakni poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna biru renta, arah pilinan tali ke kanan dan panjang 1,50 meter.Tali antara danleno dengan papan rentang Tali ini yaitu penghubung antara danleno dengan papan rentang, jenis tali merupakan polyethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna biru renta, arah pilinan tali ke kanan dan panjang 2,50 meter.
Pelampung.
Pelampung yang dipakai merupakan type Y-8 yang yang dibentuk dari Jenis poly vinyilchloride (PVC) yang dipasang pada potongan sayap dan verbal kantong. Jumlah pelampung yang diperlukan Y-8 sekitar 15 buah berupa oval dengan berat masing-masing 20 gram.
Pemberat.
Pemberat terbuat dari timah hitam atau plumbum (Pb) dengan berat masing-masing ±80 gram dengan jumlah seluruhnya 82 buah dan berbentuk oval.
Danleno.
Danleno terbuat dari balok kayu yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 5 cm dan tebal 3 cm.
Papan rentang 52.
Papan rentang yang dibentuk dari kayu dan dilapisi dengan besi berupa persegi dengan ukuran panjang 75 cm, lebar 35 cm dan tebal 4,5 cm dengan berat ±10 kg.
KELENGKAPAN DALAM UNIT PENANGKAPAN IKAN
Kapal
Kapal yang dipakai untuk pengoperasian lampara dasar ialah kapal motor yang berkekuatan mesin kurang dari 16 hp dan lebih baik diperlengkapi dengan alat penarik selambar ialah winch atau capsta.
Kapal yang digunakan dalam pengoperasian pukat tarik lampara lazimnya relatif kecil dan sederhana dimana panjangnya 9-18 m dengan tipe geladak yang terbuka. Kapal yang dipakai pada pengoperasian alat tangkap ini ada 3, yaitu kapal dengan ukuran lebih besar dengan materi dasar kayu maupun besi, lalu bahtera jaring selaku pengangkut alat tangkap, dan perahu sebagai pembawa lampu untuk menggiring ikan.
Nelayan
Jumlah nelayan yang dibutuhkan yakni 6 orang dengan pembagian kerja ialah satu orang selaku juru kemudi, satu orang juru mesin, satu orang juru masak dan tiga orang pembantu
Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan dalam pengoperasian lampara yakni lampu listrik atau lampu petromaks, tali hela atau tali selambar, serok, dan besi. Lampu listrik atau lampu petromaks untuk menggiring ikan, sedangkan tali hela atau tali selambar dipakai selaku alat bantu membentuk kantung ibarat mangkuk dikala proses hauling. Serok digunakan untuk memindahkan ikan dari jaring ke kapal, sedangkan besi digunakan untuk membentuk kantong jaring yang sempurna. Selain itu juga terdapat beberapa nelayan yang memakai alat penarik tali selambar yang berbentukwinch atau kapstan.
METODE PENGOPERASIAN ALAT
Pengoperasian lampara dasar dilengkapi dengan kelengkapan alat pembuka lisan jarring yang berbentukpapan (otter board) dioperasikan menyelusuri dasar perairan yang dihela di belakang kapal yang sedang berjalan. Penghelaan lampara dasar dengan kecepatan hela sekitar 1-2 knot selama 2-3 jam. Teknik pengoperasian alat tangkap pukek lampara dasar ialah selaku berikut :
1. Penurunan pukat (Setting). Penurunan alat tangkap dilaksanakan dari buritan kapal dengan kecepatan perlahan-lahan dan setelah proses penurunan simpulan maka kecepatan di tinggikan. Kapal bergerak maju dan tali selembar diikatkan pada kayu papan yang ditaruh masing-masing dikedua segi kapal secara mendatar, dengan panjang masing-masing kedua kayu papan kurang lebih 3 (tiga) diadaptasi dengan kedalaman perairan dan kecepatan hela. Penggunaan tali penarik dan pengaturan kecepatan hela dengan tujuan untuk mengendalikan kedalaman pukat biar bisa menyelusuri dasar perairan.
2. Penghelaan pukat (Towing). Penghelaan alat tangkap dikerjakan di belakang kapal yang sedang berlangsung sehingga pukat lampara dasar adaptasi menyelusuri dasar perairan dengan mengikatkan tali penarik penghubung antara alat tangkap dengan kapal pada ujung balok kayu yang dipasang disisi kapal. Penghelaan pukat selama 2-3 jam operasi dengan kecepatan hela sekitar 1-2 knot.
3. Pengangkatan pukat (Hauling). Pengangkatan alat tangkap lampara dasar adaptasi dijalankan dari buritan kapal dengan menawan tali penarik. Setelah tali penarik ditarik, lalu pukat lampara dasar diangkat ke atas geladak kapal.
Berdasarkan metode pengoperasian lampara dasar penyesuaian di atas kecepatan kapal dalam mempesona trawl di dasar perairan tergantung pada target dari tangkapan, penarikan yang terlalu lambat akan menyebabkan papan rentang (otter board) tertutup serempak, sehingga ekspresi trawl akan tertutup juga, sedangkan penarikan yang terlalu cepat akan menyebabkan jaring kelebihan daya angkat, sehingga tidak menyentuh dasar perairan, dan ini tidak baik dalam pengoperasian alat tangkap.
DAERAH PENANGKAPAN
Fishing ground lampara dasar terdiri dasar perairan yang rata, berlumpur atau berpasir, tidak terdapat benda yang menghalangi atau menghancurkan jaring seperti tonggak sisa bagan dan bangkai dari sisa kapal atau bahtera yang rusak, dan terdapat banyak udang.
Daerah penangkapan lampara dasar berkisar 0,5 - 1,5 mil dari pantai, dengan kedalaman berkisar 15 - 20 meter, suhu 26 - 28 ˚C dan salinitas 31 – 33 per mil. Alat tangkap lampara dioperasikan di perairan pantai dan teluk-teluk. Hasil pengkapan yang manis lazimnya diperoleh pada malam hari dalam kondisi bahari tidak bergelombang dan arus yang tidak begitu kuat.
HASIL TANGKAPAN
Jenis hasil tangkap lampara dasar adalah ikan-ikan adonan (ikan pelagis dan ikan demersal) yakni udang putih, udang merah selar kuning (Selaroides leptolepis), kwee (Carangoides ciliarius), selar lazor (Mene maculata), alualu (Spyraena jello), kapas-kapas (Gerres filamentosus), kurusi (Nemipterus hexodon), peperek (Leiognathus equulus) dan ikan kuro (Elautheronema tetradactylum). Ikan kakap, kerapu, bawal, kurisi, beloso, ikan sebelah, ikan lidah.