Serangan penyakit jarang ditemukan mewabah secara besar-besaran dalam budidaya ikan nila. Kalau pun ada, hanya berbentukserangan lokal. Namun pembudidaya tetap mesti berhati-hati. Karena penyakit ikan nila bukan tidak mungkin tiba mengusik. Kondisi paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit umumnya terjadi pada fase pembenihan ikan nila, dari penetasan sampai pendederan. Penyakit ikan nila bisa ditularkan lewat pedoman air, udara dan kontak eksklusif. Atau, terjadi alasannya yaitu kondisi lingkungan yang buruk.
Hama ikan nila serta cara pengendaliannya
Munculnya penyakit pada ikan selain dipengaruhi kondisi ikan yang lemah juga cara penyerangan dari organisme yang menimbulkan penyakit tersebut. Hama yang memangsa ikan nila tidak jauh berlawanan dengan hama ikan air tawar tawar lainnya. Beberapa hama ikan nila yang paling kerap ditemui dan memiliki efek mematikan diantaranya:
Notonecta
Masyarakat Jawa Barat menyebutnya bebeasan (menyerupai beras) lantaran terdapat bintik putih mirip beras. Hama ini menyerang benih ikan yang masih kecil. Upaya pencegahannya cukup sulit. Bila jumlahnya telah terlalu banyak, hama ini bisa diberantas dengan menyiramkan minyak tanah pada bak. Jumlah minyak tanah yang diperlukan 5 liter tiap 1000 m2 luas kolam. Cara ini cukup efektif menekan populasi notonecta.
Larva cybister
Hama ini dikenal dengan nama ucrit, lebih mematikan dibanding notonecta. Warnanya kehijauan dan mampu bergerak dengan segera. Bagian depan terdapat taring untuk menjepit mangsa, sedangkan di bab belakangnya terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang benih ikan. Mereka menyukai lingkungan kolam yang banyak mengandung material organik.
Untuk mencegahnya, bersihkan bak secara berkala dari gulma dan sampah organik. Bila sudah remaja akan menjelma menjadi kumbang yang bisa meloncat antar bak. Bahan kimia yang mematikan bagi ucrit, akan mematikan juga bagi benih ikan nila. Oleh alasannya adalah itu, hama ucrit cuma disarankan untuk diberantas secara mekanis dan mengefektifkan pencegahan.
Kodok
Kodok yaitu musuh utama bagi telur-telur ikan, hama ini suka memangsa telur ikan hingga habis tidak tersisa. Pengendalian hama kodok pada budidaya ikan nila dilaksanakan dengan sering membuang telur kodok yang mengapung, menangkap dan mencampakkan hidup-hidup.
Ular
Ular menyerang benih dan ikan kecil dan memangsanya. Pengendalian hama ular pada budidaya ikan nila dilakukan dengan penangkapan dan pemagaran bak memakai jaring.
Lingsang
Hama ini merupakan hewan yang sangat rakus memangsa ikan. Linsang menyerang dan menyantap ikan pada malam hari. Pengendalian hama linsang pada budidaya ikan nila dilaksanakan dengan memasang jebakan berumpun dan memagari bak memakai jaring.
Burung
Burung biasanya menyukai dan memakan benih dan ikan-ikan kecil walaupun tidak jarang mengkonsumsi ikan sampaumur. Pengendalian hama burung pada budidaya ikan nila dijalankan dengan cara memasang penghalang bambu diatas permukaan kolam biar supaya burung sulit sulit menerkam, memasang jaring diatas permukaan kolam, diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang diatas kolam.
Penyakit ikan nila serta pengendaliannya
Ikan nila bisa dikatakan relatif tahan kepada penyakit. Hingga di saat ini belum pernah didapatkan wabah penyakit secara besar-besaran yang menyerang ikan nila. Tidak mirip budidaya ikan mas, yang sering dilanda wabah.
Secara lazim, terdapat dua tipe penyakit ikan nila, ialah penyakit bengkak atau penyakit menular, dan penyakit non-nanah yaitu disebabkan oleh kondisi lingkungan yang buruk. Berikut ini beberapa penyakit ikan nila dari jenis penyakit infeksi yang sering dijumpai:
Trichodina sp
Jenis mikroorganisme yang menjadi benalu pada ikan air tawar maupun ikan air laut. Parasit ini lazimnya menyerang bab luar seperti kulit, sirip dan insang. Tandanya tampakluka pada organ-organi yang diserang. Bisa dicegah dengan menjaga sanitasi kolam dan memasang filter air atau bak pengendapan pada instalasi pengairan bak. Pengobatan mampu dilaksanakan dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) sebanyak 500-1000 mg/liter selama 24 jam. Atau dengan larutan formalin sebanyak 25 mg/liter.
Saprolegniasis
Penyakit yang disebabkan oleh sejenis jamur. Biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan. Bagian tubuh yang diserang organ-organ luar. Penampakan penyakit ini seperti benang halus berwarna putih atau putih kecoklatan. Pengobatan dijalankan dengan merendam telur atau ikan yang terserang dalam larutan malachite green 1 mg/liter selama 1 jam, atau larutan formalin 200-300 mg/liter selama 1-3 jam, atau NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.
Epistylis spp
Parasit ini lazimnya menyerang organ-organ bab luar mirip kulit, insang dan sirip. Ciri-ciri ikan yang terjangkit penggalan insangnya berwarna merah kecoklatan, ikan sukar bernapas, gerakan lambat, dan pertumbuhannya terhambat. Penularan penyakit terjadi alasannya yaitu kontak pribadi dengan ikan yang sakit. Pencegahannya dengan menghemat padat tebar ikan. Pengobatannya dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit, atau KMnO4 20 mg/liter selama 15-20 menit.
Bercak merah
Penyakit ini disebabkan oleh basil Aeromonas dan Pseudomonas. Menyerang organ bab dalam dan luar. Ciri-cirinya ada pendarahan pada bab badan yang terjangkit, sisik terkelupas, perut membusung. Bila menyerang kulit akan terlihat borok. Ikan tampaklemah dan sering timbul ke permukaan kolam. Bila di bedah penggalan dalamnya mengalami pendarahan pada hati, ginjal dan limpa. Pengobatan bisa dijalankan dengan cara menyuntik, perendaman atau dengan mencampur obat pada pakan. Obat perendaman kaliumpermanganat 10-20 mg/liter selama 30-60 menit. Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot ikan atau kanamysin 20-40 mg/kg bobot ikan. Pencampuran pada pakan dengan oxytetracylin 50mg/kg pakan, diberikan saban hari selama 7-10 hari.
Sedangkan penyakit non-bisul yang banyak didapatkan dalam budidaya ikan nila disebabkan oleh:
Kualitas air
Kualitas air yang buruk membahayakan kemajuan ikan. Oleh alasannya itu kualitas air mesti terus dipantau. Pastikan jalan masuk masuk dan keluar tetap lancar. Bila air disirkulasikan untuk beberapa kolam, penggunaan bak penyaringan air lebih direkomendasikan. Air yang berkualitas akan membuat ikan selalu berada dalam kondisi bugar dan sehat.
Pakan
Pemberian pakan mesti tepat jenis dan takaran. Pakan yang tersisa akan mengendap di dasar bak, menurunkan kualitas air dan menimbulkan gas-gas berbahaya bagi ikan.
Keracunan.
Keracunan pada ikan biasanya disebabkan oleh derma pakan yang salah, contohnya pakan kadaluarsa. Bisa juga disebabkan oleh adanya senyawa beracun dalam kolam, mirip H2S yang muncul dari pembusukan material organik di dasar kolam. Atau, polutan berbahaya yang terbawa dari sumber air.
Keracunan pada ikan biasanya disebabkan oleh derma pakan yang salah, contohnya pakan kadaluarsa. Bisa juga disebabkan oleh adanya senyawa beracun dalam kolam, mirip H2S yang muncul dari pembusukan material organik di dasar kolam. Atau, polutan berbahaya yang terbawa dari sumber air.
Penanganan ikan
Dalam mengatasi ikan usahakan secara hari-hati. Misalnya di saat penebaran atau pemindahan kolam, jangan hingga tubuh ikan terluka alasannya jaring atau benda keras lainnya. Luka pada tubuh ikan akan menimbulkan penyakit.
Genetis
Gunakan senantiasa benih ikan yang baik. Penyakit juga bisa disebabkan oleh keturunan. Misalnya, bentuk tubuh ikan yang tidak tepat atau cacat.
Faktor Utama Penyebab Penyakit pada Budidaya Ikan Nila
Penyakit pada ikan nila terjadi jikalau ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang sesuai untuk kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau berkembang biak. Ini akan menimbulkan pergeseran secara patofisiologi pada organ-organ tubuh ikan. Timbulnya serangan penyakit ikan di bak merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak harmonis ini sudah mengakibatkan tertekan pada ikan, sehingga prosedur pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan karenanya gampang diserang oleh penyakit. Beberapa aspek ynag memunculkan timbulnya penyakit pada ikan antara lain selaku berikut :
- Adanya serangan organisme parasit
- Lingkungan yang terkotori (ammonia, sulfide atau materi-materi kimia beracun)
- Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar
- Pakan yang tidak cocok atau gizi yang tidak cocok dengan keperluan ikan
- Kondisi tubuh ikan yang lemah alasannya faktor genetik (kurang besar lengan berkuasa menghadapi perubahan lingkungan).
Pencegahan hama dan penyakit
Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif untuk menekan resiko hama dan penyakit ikan nila. Karena jikalau hama dan penyakit sudah menyerang, biaya penanggulangannya akan lebih besar.
Ada beberapa cara yang mampu dilaksanakan untuk menangkal serangan hama dan penyakit ikan nila, diantaranya:
- Pengolahan dasar kolam, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan dijalankan dengan menjemur dasar bak setiap kali hendak mengawali budidaya. Sinar matahari mampu membunuh sebagian besar hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Pengapuran dasar kolam juga membantu mematikan sebagian penyakit. Untuk lebih detailnya silahkan baca persiapan kolam untuk budidaya ikan.
- Memasang filter atau saringan pada pintu pendapatan air untuk menangkal sebagian hama dan vektor pembawa penyakit masuk ke dalam kolam.
- Lakukan secara berkala pemberantasan hama secara mekanis (diambil atau dibunuh) dan pemberantasan hama secara biologis (menjaga predator alami hama). Apabila hama tetap membandel mampu diperhitungkan menggunakan obat-obatan kimia.
- Gunakan bibit ikan nila unggul yang tahan terhadap penyakit. Bibit seharusnya didapatkan dari sumber terpercaya, mirip litbang-litbang perikanan.
- Mengurangi kepadatan ikan supaya tidak terjadi kontak antar ikan secara pribadi. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air bak akan lebih banyak.
- Berikan pakan dengan porsi yang tepat untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan dalam kolam. Sisa pakan akan membusuk sehingga menurunkan mutu lingkungan kolam dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.
- Lakukan penanganan ikan secara hati-hati pada ketika penebaran atau pemindahan antar kolam, supaya ikan tidak terluka yang menjadikan bengkak penyakit.
Apabila langkah pencegahan sudah dilakukan dan hama penyakit tetap timbul, gres kerjakan pemberantasan hama dan pengobatan penyakit dengan memakai obat-obatan kimia. Yang perlu diingat, tunjangan materi kimia akan mendatangkan imbas samping lain. Pengobatan penyakit bisa dilakukan dengan menampilkan materi kimia pada kolam, merendam ikan yang sakit, mencampur obat dengan pakan, atau menunjukkan obat secara pribadi pada tubuh ikan.
Demikian artikel singkat wacana pengendalian dan pencegahan hama penyakit pada budidaya ikan nila, supaya berguna dan manfaat !!!
https://alamtani.com/hama-dan-penyakit-ikan-nila/
https://mitalom.com/10-kiat-cara-pengendalian-hama-penyakit-pada-ikan-nila/
https://kabartani.com/jenis-jenis-penyakit-yang-sering-menyerang-ikan-nila.html
https://cipanasfarm.com/cara-pengendalian-hama-dan-penyakit-pada-ikan-nila/