Rabu, 20 Oktober 2021

Mengenal Alat Tangkap Ikan Jenis Bubu

Penangkapan ikan yakni aktivitas untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam kondisi dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, tergolong kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, menampung , menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/ atau mengawetkannya. Penangkapan ikan juga ialah program memproduksi ikan dengan menangkap dari perairan di daratan mirip sungai, danau, waduk dan rawa serta perairan laut.


Sejalan dengan berkembangnya teknologi untuk menangkap ikan, ada satu jenis alat tangkap ikan yang telah cukup dikenali selaku alat tangkap yang ramah lingkungan, ialah alat tangkap bubu. Bubu merupakan semacam perangkap yang memudahkan ikan untuk memasukinya dan menyulitkan ikan utnuk keluar.

Berdasarkan kelompoknya bubu ialah alat tangkap yang melaksanakan pekerjaan secara pasif yakni cuma diposisikan pada suatu perairan, sesudah dipasang/ditempatkan pada suatu perairan kita mesti menunggu beberapa waktu sehingga ikan yang akan ditangkap masuk dan terperangkap di dalam bubu.

Bahan dasar untuk menciptakan bubu final-tamat ini bermacam – macam mulai dari bubu berbahan dasar rotan, kawat, besi, jaring, kayu, dan pelastik. Bahan dasar tersebut dianyam dan dirangkai sedemikian rupa sehingga mempunyai bentuk tabung (seperti bola rugby), balok, ataupun bentuk yang yang lain dengan satu lubang, dua lubang, atau lebih, yang berfungsi selaku tempat masuknya ikan, dan lubang pintu yang digunakan untuk mengambil ikan yang ada di dalamnya. Prinsip kerja dari bubu yakni dengan cara menjebak pengelihatan ikan sehingga ikan akan tertangkap di dalamnya. Selain dikenal dengan nama bubu alat ini juga umumdisebut dengan nama “Fishing Pots” atau “Fishing Basket”.

Teknologi penangkapan memakai bubu ini banyak dilakukan di negara–negara menengah maupun negara–negara maju. Untuk sekala kecil dan menengah alat tangkap bubu banyak digunakan di perairan pantai, lazimnya negara–negara yang perikanannya belum maju yang melaksanakan hal ini, bubu sekala kecil digunakan untuk menangkap ikan, kepiting, udang, maupun kerang–kerangan di dasar perairan yang dangkal. Sedangkan untuk negara yang perikanannya sudah maju bubu digunakan di lepas pantai yang ditujukan untuk menangkap ikan–ikan dasar, kepiting, dan udang dengan kedalaman sekitar 20 m sampai 700 m.

Bentuk dari bubu beragam yaitu bubu berupa lipat, sangkar (cages), silinder (cylindrical), gendang, segitiga memanjakan (kubus), atau segi banyak, lingkaran setengah bundar dan lain-lainnya. Bubu terbagi kedalam tiga serpihan besar, ialah bagian tubuh (body), ekspresi (funnel), dan pintu. Bagian tubuh pada bubu berupa rongga – rongga dimana ikan biasanya terperangkap. Bagian ekspresi pada bubu umumnya berupa corong, ialah sebuah lubang yang bersifat satu arah (bila ikan masuk, maka ikan tidak mampu keluar lagi). Sedangkan bagian pintu pada bubu merupakan daerah dimana hasil tangkapan diambil.


Bubu diklasifikasikan menjadi berbagai macam yakni :

Berdasarkan sifatnya selaku kawasan bersembunyi / berlindung :
a. Perangkap mirip sisir (brush trap)
b. Perangkap bentuk pipa (eel tubes)
c. Perangkap cumi-cumi berbentuk pots (octoaupuspots)

Berdasarkan sifatnya sebagai penghalang
a. Perangkap yang terdapat dinding / bendungan
b. Perangkap dengan pagar-pagar (fences)
c. Perangkap dengan jeruji (grating)
d. Ruangan yang mampu terlihat dikala ikan masuk (watched chambers)

Berdasarkan sifatnya sebagai epilog mekanis bila tersentuh
a. Perangkap kotak (box trap)
b. Perangkap dengan lengkungan batang (bend rod trap)
c. Perangkap bertegangan (torsion trap)

Berdasarkan dari bahan pembuatnya
a. Perangkap dari materi alam (genuine tubular traps)
b. Perangkap dari alam (smooth tubular)
c. Perangkap kerangka berduri (throrrea line trap)

Berdasarkan ukuran, tiga dimensi dan dilengkapi dengan penghalang
a. Perangkap bentuk jambangan bunga (pots)
b. Perangkap bentuk kerucut (conice)
c. Perangkap berangka besi

Berdasarkan teknik pengoprasiannya bubu terbagi menjadi tiga jenis, yakni :

Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
Alat tangkap ini dalam operasional penangkapannya bisa tunggal (biasanya bubu berskala besar), bisa ganda (biasanya bubu berukuran kecil atau sedang) yang dalam pengoperasiannya dirangkai dengan tali panjang yang pada jarak tertentu diikatkan bubu tersebut. Bubu dipasang di tempat perairan karang atau diantara karang – karang atau bebatuan. Bubu dilengkapi dengan pelampung yang dihubungkan dengan tali panjang. Setelah bubu diletakkan di daerah operasi, bubu ditinggalkan, untuk lalu diambil 2 – 3 hari sesudah dipasang, kadang hingga beberapa hari.

Bubu Apung (Floating Fish Pots)
Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh melalui tali panjang dan dihubungkan dengan jangkar. Panjang tali diubahsuaikan dengan kedalaman air, lazimnya 1,5 kali dari kedalaman air.

Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)
Pada waktu penangkapan, bubu hanyut dikelola dalam golongan-kalangan yang kemudian dirangkaikan dengan golongan-golongan selanjutnya sehingga jumlahnya menjadi banyak, antara 20 – 30 buah, tergantung besar kecil perahu/kapal yang hendak dipakai dalam penangkapan.

Bubu Jermal
Ukuran bubu jermal, panjang 10 m, diameter verbal 6 m, besar mata pada serpihan badan 3 cm dan kantong 2 cm.

Bubu Ambai
Bubu ambai tergolong perangkap pasang surut berukuran kecil, panjang keseluruhan antara 7-7,5 m. materi jaring terbuat dari nilon (polyfilament). Jaring ambai berisikan empat bagian berdasarkan besar kecilnya mata jaring, yakni bab paras , tengah, belakang dan kantung. Mulut jaring ada yang berupa bulat, ada juga yang berupa empat persegi berukuran 2,6 x 4,7 m. pada kanan-kiri verbal terdapat gelang, yang dibentuk dari rotan maupun besi yang jumlahnya 2-4 buah. Gelang- gelang tersebut dimasukkan dalam banyaknya jaring ambai dan dipasang melintang memangkas jurusan arus. Satu formasi ambai terdiri dari 10-22 buah yang merupakan satu unit, bahkan ada yang menjangkau 60-100 buah/unit.

Bubu Apolo
Bahan jaring dibuat dari benang nilon halus yang terdiri dari penggalan-bagian ekspresi, tubuh, kaki dan kantung. Panjang jaring keseluruhan mencapai 11 m. Mulut jaring berupa empat persegi dengan lekukan bagian kiri dan kanan. Panjang tubuh 3,75 m, kaki 7,25 m dan lebar 0,60 m. pada ujubg kaki terdapat mestak yang selanjutnya dibarengi oleh adanya dua kantung yang panjangnya 1,60 m dan lebar 0,60 m.

Adapun cara pengoprasian bubu selaku berikut :
  • Pada sekeliling bubu diikatkan rumput laut.
  • Bubu disusun dalam 3 kelompok yang saling berafiliasi lewat tali penonda (drifting line).
  • Penyusunan golongan (contohnya ada 20 buah bubu) : 10 buah diikatkan pada ujung tali penonda terakhir, kelompok selanjutnya terdiri dari 8 buah dan selanjutnya 4 buah lalu disambung dengan tali penonda yang langsung diikat dengan bahtera penangkap dan diulur kira – kira antara 60 – 150 m.
  • Waktu pengoprasian bubu merupakan 3 hari 2 malam. Menurut para nelayan bubu, operasi penangkapan ikan dengan memakai bubu idealnya dijalankan selama 3 hari 2 malam atau maksimal 4 hari 3 malam. Apabila terlalu lama dioprasikan (lebih dari 4 hari), maka kemungkinan ikan yang tertangkap akan mengalami akhir hayat atau luka – luka.

Daerah penangkapan yang dapat dijalankan menurut jenis bubu, selaku berikut :
  • Bubu Dasar (Ground Fish Pots). Dalam operasi penangkapan, bubu dasar biasanya dijalankan di perairan karang atau diantara karang-karang atau bebatuan.
  • Bubu Apung (Floating Fish Pots). Dalam operasi penangkapan, bubu apung dihubungkan dengan tali yang diadaptasi dengan kedalaman tali, yang lazimnya dipasang pada kedalaman 1,5 kali dari kedalaman air.
  • Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots). Dalam operasi penangkapan, bubu hanyut ini sesuai dengan namanya ialah dengan menghanyutkan ke dalam air.
  • Bubu Jermal dan Bubu Apolo. Dalam operasi penangkapan, kedua bubu di atas ditaruh pada tempat pasang surut (tidal trap). Umumnya dioperasikan di tempat perairan Sumatera.
  • Bubu Ambai. Lokasi penangkapan bubu ambai dijalankan antara 1-2 mil dari pantai.

Hasil tangkap dari alat tangkap bubu ini berupa :
  • Bubu Dasar (Ground Fish Pots). Hasil tangkapan dengan bubu dasar lazimnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, mirip Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dll.
  • Bubu Apung (Floating Fish Pots). Hasil tangkapan bubu apung yakni jenis-jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dll.
  • Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots). Hasil tangkapan bubu hanyut yakni ikan torani, ikan terbang (flying fish).
  • Bubu Ambai. Hasil tangkapan bubu ambai beraneka ragam berdasarkan besar kecilnya mata jaring yang digunakan. Namun, pada umumnya hasil tangkapannya yakni jenis-jenis udang.
  • Bubu Apolo. Hasil tangkapan bubu apolo sama dengan hasil tangkapan dengan memakai bubu ambai, yakni jenis-jenis udang.

Dalam operasi penangkapan, terdapat alat bantu penangkapan yang berencana untuk menerima hasil tangkapan yang lebih banyak. Alat bantu penangkapan tersebut antara lain :
  • Umpan: Umpan ditaruh di dalam bubu yang akan dioperasikan. Umpan yang dibentuk disesuaikan dengan jenis ikan ataupun udang yg menjadi tujuan penangkapan.
  • Rumpon: Pemasangan rumpon berkhasiat dalam pengumpulan ikan.
  • Pelampung: Penggunaan pelampung menolong dalam pemasangan bubu, dengan tujuan supaya membuat lebih mudah mengenali wilayah-tempat dimana bubu dipasang.
  • Perahu: Perahu dipakai selaku alat angkutandari darat ke maritim (tempat tempat pemasangan bubu).
  • Katrol: Membantu dalam pengangkatan bubu. Biasanya penggunaan katrol pada pengoperasian bubu jermal.
Alat Tangkap ikan jenis bubu ialah alat tangkap tradisional yang memiliki banyak keutamaan yakni pembuatannya yang gampang dan murah juga gampang dalam pengoprasiannya, hasil tangkapan yang diperoleh dalam kondisi segar, tidak merusak sumberdaya baik secara ekologi maupun teknik dan umumdi operasikan pada tempat-daerah yang tidak bisa menggunakan alat tangkap lain. 

Demikianlah postingan wacana mengenal alat tangkap ikan jenis bubu, semoga berkhasiat!!!



Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bubu
https://fiqrin.wordpress.com/postingan-perihal-ikan/bubu/
harus di isi/search?q=alat-tangkap-bubu
http://www.academia.edu/23759009/JENIS_JENIS_BUBU_SEBAGAI_ALAT_TANGKAP_IKAN_DI_SUNGAI