Rotifera berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti "roda-pembawa" atau “wheel-bearer” ini mengacu terhadap mahkota silia yang berada disekitar verbal rotifera tersebut. Gerakan cepat dari silia pada beberapa spesies menciptakan mereka terlihat berputar seperti roda. Rotifera merupakan binatang miskroskopis yang hidup di air. Rotifera merupakan binatang multiseluler dengan rongga tubuh yang sebagian dilapisi oleh mesoderm. Organisme ini memiliki keutamaan tata cara organ dan kanal pencernaan lengkap yang mencakup ekspresi dan anus. Karena karakteristik ini semua, rotifera diakui selaku binatang, walaupun mereka mikroskopis (Zooplankton). Sebagian besar spesies rotifera mempunyai ukuran sekitar 200 hingga 500 mikrometer. Namun beberapa spesies, ibarat Rotaria Neptunia mungkin lebih panjang dari satu milimeter

Filum rotifera dibagi menjadi tiga kelas ialah Monogononta, Bdelloidea, dan Seisonidea. Kelas terbesar adalah kelas monogononta dengan 1500 spesies, yang kedua yaitu bdelloidea dengan 350 spesies dan cuma 2 spesies yang baru diketahui dari kelas seisonidea, dikarenakan spesies seisonidea masih primitif.
1. Monogononta
Monogononta merupakan kelas terbesar dari filum rotifera alasannya mempunyai 1500 spesies. Mereka hidup selaku parasit pada bryophyte (alga hijau). Monogononta mempunyai gonad tunggal. Ukuran jantan lazimnya lebih kecil dari betina dan mengalami reproduksi dengan cara aseksual parthogenesis dan seksual. Monogononta dibagi menjadi 3 ordo ialah Collothecaceae , Flosculariaceae dan Ploima (Wiscosin)
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Monogononta
Ordo : Ploima
Famili : Brachionidae
Genus : Brachionus
Spesies : Brachionus plicatilis
2. Bdelloidea
Bdelloidea merupakan kelas kedua paling besar di filum rotifer setelah kelas monogononta. Ketika mengalami kondisi lingkungan yang tidak bisa diprediksi, mereka mampu hidup dalam kondisi kekeringan sekalipun. Mereka akan mengalami insiden yang dinamakan anhydrobiosis. Anhydrobiosis merupakan kondisi dormansi yang disebabkan oleh kurangnya air pada habitat yang mereka tinggali. Mereka akan m engubah bentuk tubuhnya yang dinamakan tun. Dengan mengecilnya jaringan dan sel yang ada didalam tubuhnya, kepala dan ekor mereka akan masuk kedalam tubuhnya untuk meminimalisir keluarnya air.
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Kelas : Bdelloidea
Famili : Phillodinidae
Genus : Rotaria
Spesies : Rotaria neptunia
3. Seisonidea
Merupakan kelas dari filum rotifer yang masih primitif. Dikatakan primitif alasannya baik jantan maupun betina tidak bisa dibedakan. Tubuh seisonidea panjang dan cukup besar. Tubuh panjang, corona mengecil, ovari sepasang. Hanya ada 2 spesies yang dikenali yaitu S.
Kingdom : Animalia
Phylum : Rotifera
Class : Seisonidea
Ordo : Seisonida
Family : Seisonidae
Genus : Seison
Spesies : Seison nebaliae
Bentuk tubuh rotifer berisikan kepala (yang berisi korona), batang (yang berisi organ), dan kaki. Rotifera biasanya berenang bebas dan organisme planktonik benarbenar, tetapi jari-jari kaki atau ekstensi kaki mampu mengeluarkan materi lengket membentuk pegangan dekat untuk menolong mereka mematuhi permukaan. Kepala berisi organ sensorik dalam bentuk otak dua-berlobus dan spot mata kecil erat korona.

Rotifera merupakan pengumpan filter yang akan memakan materi mati, alga, dan organisme hidup mikroskopis yang lain. Oleh alasannya itu, mereka yakni unsur yang sungguh penting dari jaring kuliner air. Rotifera mendapatkan masakan yang diarahkan verbal oleh arus yang diciptakan dari gerakan korona. Partikel kuliner masuk ekspresi dan perjalanan ke mastax (faring dengan struktur rahang menyerupai). Makanan lewat pencernaan dan kelenjar ludah ke dalam perut dan kemudian ke usus. Pencernaan dan limbah ekskretoris dikumpulkan dalam kandung kemih kloaka sebelum dibebaskan keluar anus.
Pada tiap segi lateral terdapat suatu protonephridium dengan 2-8 flame bulb. Kedua protonephridia tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Protonephridia adalah selaku osmoregulator, yakni mencampakkan keunggulan air di dalam tubuh. Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat badan rotifera tersebut.
Susunan saraf pada rotifer yakni rotifera mempunyai otak yang terdiri atas massa ganglion dorsal, dan terletak di atas mastax. Dari otak keluar sejumlah pasangan saraf yang menuju ke berbagai alat indera, antara lain ke mata dan ke antena. Beberapa jenis rotifera, utamanya yang sessile tak punya mata. Mata berbentukocellus sederhana, dan berjumlah tiga hingga lima buah.
Siklus hidup rotifera mengandung kedua fase aseksual dan seksual. produk reproduksi seksual yakni embrio aktif encysted disebut kista. Pada rotifera dioecious,reproduksi senantiasa seksual. Individu jantan senantiasa lebih kecil dari pada betina, umumnya mengalami degenerasi ialah tak memiliki alat pencernaan, cuma mempunyai alat reproduksi saja. Partenogenesis merupakan kejadian yang biasa terjadi. Perkawinan pada rotifera biasanya dengan jalan “hipodermic impregnation”, dimana sperma masuk lewat dinding tubuh. Tiap nukleus pada ovari menjadi suatu telur. Kebanyakan spesies memiliki ovari dengan sepuluh sampai dua puluh nuklei, maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak lebih dari jumlah tersebut.
Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas; lalu akan mati. Bila tidak memperoleh rotifera betina maka rotifera jantan akan mati pada umur 2-7 hari, tergantung pada jenisnya. Pada bdelloidea, dimana tidak pernah ada jantannya, reproduksi selalu dengan cara partenogenesis, merupakan betina menghasilkan telur yang senantiasa menetas menjadi betina.
Pada kelas monogononta, yang dalam kondisi tertentu ada jantannya, terdapat tiga macam telur. Tipe pertama yakni telur amictic, hasil dari partenogenesis, bercangkang tipis, diploid, tidak mampu dibuahi dengan menetas menjadi betina amictic. Tipe kedua yakni mictic, bercangkang tipis, tetapi haploid, jika tidak dibuahi secara partenogenetik aka menetas menjadi jantan yang haploid. Bila telur mictic dibuahi oleh sperma dari janan yang haploid tersebut akan menjadi telur dorman , bercangkang tebal dan keras, resisten terhadap kekeringan dan lingkungan buruk, dan membutuhkan istrahat beberapa bulan sebelum bisa menetas. Dalam lingkungan yang bagus, telur dorman menetas menjadi betina amictic dan diploid.
Rotifera merupakan binatang mikroskopis yang hidup diair. Rotifera mampu ditemukan di air tawar, air payau, air laut maupun didalam badan krustase atau larva serangga air. Umumnya hidup bebas, soliter, koloni, atau sessile.
Rotifera memegang peranan penting dalam rantai masakan pada ekosistem perairan tawar di satu pihak mengkonsumsi cuilan-penggalan organik dan ganggang bersel satu, di lain pihak rotifera merupakan kuliner bagi binatang yang lebih besar seperti cacing dan crustacea.
Brachionus plicatilis merupakan jenis plankton hewani yanng hidup di perairan litoral dan termasuk pakan larva ikan laut yang penting. Dalam percobaan pembenihan ikan laut, rotifera diberikan sebagai pakan larva selama kurang lebih satu bulan. Brachionus merupakan rotifera yang dibudidayakan selaku kuliner alami untuk larva ikan dan udang. Karena berukuran kecil sekitar 300 mikron, dan meningkat biak dengan segera, hingga cocok untuk masakan burayak ikan mas yang gres habis kuning telurnya. Di kawasan tropis, Brachionus mulai bertelur pada umur 28 jam, dan sesudah 24 jam telur menetas. Selama hidupnya yang sebelas hari, seekor Brachionus membuat 20 buir telur. Pada habitat yang tercemar materi lorganik dan berlumut, biasanya banyak ditemui Bdelloidea seperti Philodina dan Rotaria.
Referensi Sumber : Academia.edu, "Makalah Planktonologi Rotifera dan Protozoa".