Penyakit ikan yaitu sesuatu yang mampu mengakibatkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Makara, timbulnya serangan penyakit ikan di kolam terjadi alasannya yaitu interaksi yang tidak serasi antara ikan, keadaan lingkungan, dan patogen. Interaksi yang tidak serasi tersebut mengakibatkan stres pada ikan, sehingga prosedur pertahanan tubuh ikan menurun dan kesannya simpel diserang penyakit.

Penyakit ikan dibedakan menjadi dua, ialah penyakit bisul (oleh basil, virus, parasit, dan jamur) dan penyakit non-jerawat (stres, tumor, gangguan gizi, pakan, dan traumatik). Sedangkan sumber penyakit yang sering menyerang ikan di kolam dikelompokkan menjadi 3, yaitu: hama, parasiter, dan non-parasiter. Hama yakni binatang yang berukuran lebih besar dan bisa mengakibatkan gangguan pada ikan, yang berisikan predator, kompetitor, dan pencuri. Parasiter merupakan penyakit yang disebabkan oleh aktifitas organisme benalu, mirip virus, basil, jamur, protozoa, dan udang renik. Non-parasiter yaitu penyakit yang disebabkan oleh lingkungan, pakan, dan keturunan. Berdasarkan kawasan penyerangannya, penyakit yang disebabkan oleh parasit dibagi menjadi penyakit kulit, penyakit pada insang, dan penyakit pada organ dalam
Pada observasi luar tubuh ikan nila terdapat bintik putih pada tubuh ikan, berupa lurus, nafas terengah-engah, warna lebih gelap, dan terdapat luka pada kulit dan verbal. Tanda-tanda tersebut mempunyai arti ikan dalam keadaan sakit. Bintik putih pada ikan disebabkan sebab serangan Ichthyophthirius multifiliis atau disebut juga dengan white spot. Sedangkan pada organ dalam tubuh tidak ada perubahan apapun. Pada insang ikan didapatkan kuman Aeromonas hydrophila setelah dilaksanakan pengamatan di bawah mikroskop. Selain itu, didapatkan juga penyakit Trichodina pada lendir ekor ikan.
Trichodina sp. pada lendir ekor ikan
Trichodina merupakan Famili Trichodinidae yang mencakup Genus Trichodina, Paratrichodina, Trichodinella, Tripartiella dan Vauchomi. Kebanyakan spesies Trichodina bersifat patogen. Trichodina berperan tidak sebagai parasit primer (utama), melainkan selaku parasit sekunder. Beberapa persoalan, spesies Trichodina menjadi sungguh patogen dan dapat menimbulkan kerusakan parah bahkan mengakibatkan akhir hayat pada inangnya yang polanya serupa dengan bisul kuman patogen. Inang yang paling kerap terjangkit Trichodina lazimnya berasal dari Cyprinidae.
Spesies Trichodina yang didapatkan pada ikan nila (Oreochromis nilotius) merupakan pada lendir ekor ikan. Identifikasi T. reticulata sungguh mudah dilakukan alasannya spesies ini simpel ditemukan di potongan lendir dari permukaan tubuh menyerupai sirip dan kulit namun jarang didapatkan pada pecahan insang. Ciri khusus lainnya sehingga spesies ini simpel diketahui yakni terdapat beberapa sel seperti struktur melingkar atau persegi di sentra dari adhesive disk. Trichodinid yaitu salah satu protozoa ektoparasit penting yang lazimnya ditemukan pada insang, kulit dan sirip ikan yang digambarkan mirip bentuk piala dengan lapisan silia homosentrik dan lingkaran kerjasama dentikel sitoskeletal.
Terdapat luka pada kulit ikan yang terjangkit Trichodina sp., dan bikinan lendir berlebihan. Infeksi berat juga bisa menimbulkan anoreksia dan lemah. Nafsu makan ikan menurun, dan pada badan sering terjadi pendarahan yang dapat mengakibatkan nanah sekunder oleh basil dan jamur. Pada cakram Trichodina terdapat kait yang menempel berpengaruh sehingga menjadikan ikan yang terjangkit mengalami gatal-gatal sehingga ikan akan menggosok-gosokkan tubuh ke dasar kolam atau pinggir kolam, sehingga dapat memunculkan luka. Ikan yang terjangkit juga akan menjadi lemah dengan warna tubuh yang kusam dan pucat (tidak cerah), bikinan lendir yang berlebihan dan nafsu makan ikan turun sehingga ikan menjadi kurus.
Pencegahan dan pengobatan penyakit benalu Trichodina sp. pada ikan selama ini menggunakan bahan kimia dan antibiotik ibarat NaCl, formalin dan CuSO4. Penggunaan antibiotik dan materi kimia secara terus menerus mampu menimbulkan imbas samping pada ikan dan lingkungannya. Dibutuhkan alternatif lain untuk mengatasi duduk perkara tersebut dengan memakai materi alami. daun api-api (A. marina) dipakai selaku antibakteri alasannya yaitu pada daun ini mengandung beberapa senyawa polar yang mampu mengontrol perkembangan Trichodina sp. Senyawa polar tersebut ialah saponin, flavonoid dan tannin yang dapat melakukan pekerjaan selaku antimikroba dengan cara menghancurkan membran sitoplasma dan membunuh sel epidermis.
Ichthyophthirius multifiliis pada permukaan tubuh
Ichthyophthirius multifiliis (Ich) yaitu benalu yang menginfeksi ikan air tawar di seluruh dunia menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar di perusahaan budidaya. Ichthyophthirius multifiliis Fouquet, 1876, yakni patogen protozoa global yang signifikan ikan air tawar baik dalam lingkungan air acuh taacuh dan air hangat. I.multifilis sudah secara pribadi, siklus hidupnya tergantung pada suhu yang ditandai oleh tahap benalu (trophont) yang mengkonsumsi jaringan epitel (kulit, sirip dan insang) dan bertanggung jawab untuk ketidakseimbangan osmoregulasi, jerawat sekunder dan mortalitas selama proses bisul tinggi. Parasit ini memilki distribusi di seluruh dunia dan menginfeksi ikan air tawar pada tahap perkembangan yang berlawanan, dari remaja ke kandidat indukan.
I. multifilis merupakan benalu yang menyantap sel-sel darah. Ikan yang terinfestasi I. multifilis memberikan adanya pergantian jumlah leukosit (sel darah putih). Komponen leukosit yang berhubungan dengan infeksi parasit yaitu eosinofil sehingga dengan meningkatnya eosinofil membuktikan banyaknya parasit. Infestasi parasit juga bisa memacu peningkatan eosinofil. Jumlah monosit akan meningkat kalau ada substansi gila pada jaringan atau sirkulasi darah dan neutrofil bersifat fagosit yang mampu bermigrasi kejaringan lain untuk mengkonsumsi basil.
Pada seluruh permukaan tubuh ikan terdapat bercak-bercak putih yang pertanda bahwa ikan terjangkit penyakit Ichthyophthirius multifiliis. Tanda penyakit ini yakni bercak-bercak putih di sekitar sirip dan tubuh ikan, berukuran kurang dari 1 mm. Gejala yang terlihat selain bercak putih yakni lemas sehingga gampang terkena bisul sekunder. Penyebab bercak/bintik putih ini merupakan ciliata kecil (sering disebut Lehthyoplithitius, yakni parasit yang mempunyai rambut getar/cilia) yang berenang-renang di bak ikan untuk mencari inang. Jika sudah mendapatkan inang, mereka akan mengubur diri ke dalam lapisan epidermis dimana mereka bisa mendapatkan kuliner untuk sel-sel tubuh mereka. Jika tidak segera memperoleh inang dalam waktu 24 jam, mereka akan mati.
Pengobatan penyakit ini adalah dengan cara:
- Perendaman dalam larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam, dilaksanakan pengulangan setiap 2 hari.
- Perendaman dalam larutan Kalium Permanganate (PK) pada porsi 4 ppm selama 12 jam, dikerjakan pengulangan setiap 2 hari.
- Perendaman dalam larutan Acriflavin pada takaran 10-15 ppm selama 15 menit, dilaksanakan pengulangan setiap 2 hari.
Streptococcus sp. pada lendir sirip ikan
Pada lendir sirip ikan terdapat Streptococcus sp. Infeksi Streptococcus, ialah dilema penyakityang final-final ini paling kerap dijumpai selaku konsekuensi intemsifikasi pada budidaya perikanan, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang diperkirakan lebih dari US$ 100 juta per tahun. Ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu inang spesifik untuk Streptococcosis. Apalagi perkembangan budidaya ikan nila di Indonesia semakin pesat ditunjang dengan pencanangan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Indonesia Bersatu II yang mengkatagorikan ikan nila masuk dalam unggulan produk perikanan selain rumput maritim, udang windu, kerapu, dan catfish).
Pada jurnal Supriyadi dan Gardenia (2010) menyatakan ikan nila sampel memberikan tanda-tanda ikan kurus, warna kehitam-hitaman, mata mencolokberwarna putih. Dari hasil autopsi diperoleh tanda-tanda hati ikan berwarna pucat dan bertekstur ringkih. Infeksi Streptococcus agalactiae lebih bersifat akut yang mengakibatkan maut 100% ikan nila dalam waktu kurang lebih satu ahad dalam uji coba pengamatan yang sedang berjalan. Frekuensi peristiwa lazimnya terjadi sepanjang tahun utamanya terjadi pada dikala suhu air turun. Selain penyakit dengan tanda-tanda tersebut, penyakit lain yang sering terdapat yakni penyakit final nanah jamur yang terjadi khususnya pada ketika pasca angkut.
Infeksi basil Streptococcus ditangani dengan penggunaan antibiotik untuk melawan bakteri. Penggunaan antibiotik dapat lewat oral/verbal, atau suntikan. Antibiotik diberikan mesti dengan terjadwal dan sempurna dosisnya. Bila gejala yang timbul cukup berat maka diperlukan perawatan di rumah sakit. Obat-obatan lain yang umum dipakai adalah obat pendamping, mirip anti demam, anti nyeri, dan yang lain.
Aeromonas hydrophila pada insang
Aeromonas hydrophila ialah endemik basil ptogen yang menyebabkan pendarahan motil dan ulserasi saat ikan stres. A.hydrohila tersebar luas dan sulit untuk mengontrol dan mengobati alasannya tidak ada obat yang efektif atau vaksin. Penyakit Aeromoniasis disebabkan oleh jerawat A. hydrophila ialah problem di seluruh dunia yang mensugesti bayak spesies ikan.
Setelah uji tantang dengan kuman A. hydrophila, benih mengalami gejala klinis ibarat kulit kemerahan, berenang tidak beraturan, dan adanya kerusakan pada sirip. Namun, tidak semua benih mengalami sakit dan gejala klinis ketika terjadi serangan patogen. Beragam faktor mensugesti masing-masing individu dalam menyikapi suatu patogen. Patogen mesti mampu menembus tata cara imun benih untuk dapat menimbulkan penyakit. Daya tahan alami benih memungkinkan setiap individu menjadi terbebas dari serangan patogen. Masing-masing individu mempunyai daya tahan yang bertentangan, hal ini diputuskan dari umur, jenis kelamin, status nutrisi, dan stres. A. hydrophyla banyak didapatkan pada luka jerawat, hati, dan ginjal.
Pengobatan yang selama ini banyak dilakukan yakni dengan bantuan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik pada skala besar kurang efisien, alasannya selain tidak hemat, imbas yang ditimbulkannya adalah bertambahnya jenis kuman yang resisten kepada antibiotik dan dapat mencemari lingkungan. Salah satu cara pengobatan alternatif yang efektif adalah menggunakan fitofarmaka.
Fitofarmaka merupakan obat alamiah yang berasal dari flora, bahan bakunya sudah mengalami standarisasi, menyanggupi syarat baku yang resmi, sudah dilakukan observasi ilmiah wacana materi baku serta kegunaan dan khasiatnya terang mirip resep dokter. Berdasarkan hasil pengamatan ekstrak daun meniran 5 ppt dan bawang putih 20 ppt dapat menghambat perkembangan bakteri A. hydrophila pada ikan lele dumbo dengan tata cara injeksi.
Referensi : Academia.edu, jurnal observasi "Identifikasi Organisme Penyebab Penyakit Ikan".
tag post : penyakit ikan, penyakit ikan cupang, penyakit ikan koi, penyakit ikan koi dan gambarnya, penyakit ikan nila, penyakit ikan lele, penyakit ikan mas koki, penyakit ikan koki, penyakit ikan arwana, penyakit ikan louhan, penyakit ikan lohan, penyakit ikan hias, penyakit ikan koi badan merah, penyakit ikan guppy, penyakit ikan gurame, penyakit ikan discus, penyakit ikan komet, hama dan penyakit ikan, penyakit ikan koi sisik lepas, penyakit ikan oscar