Hama yakni organisme pengganggu yang bisa memangsa, membunuh dan mensugesti produktivitas ikan, baik secara eksklusif maupun secara sedikit demi sedikit. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa), adalah makhluk yang menyerng dan memangsa ikan yang umumnya mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama sering menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan pemeliharaan ikan. Masuknya hama mampu bareng kanal pendapatan air maupun sengaja datang lewat pematang untuk memangsa ikan yang ada.

Hama yakni ungkapan yang luas yang digunakan untuk binatang yang tidak diperlukan untuk beberapa alasan, mungkin jumlahnya yang terlalu banyak, atau ditempat yang salah atau mempunyai imbas negatif tertentu. Hewan yang dianggap selaku hama atau sumberdaya, hama yakni binatang yang berada di satu tempat pada satu waktu dan mungkin tidak terdapat di kawasan lain. Memang, sebuah binatang sungguh dihargai di satu tempat tetapi mungkin juga dianggap hama di tempat lain.
Secara lazim, hama ikan bisa dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan sifat hidupnya, ialah:
1. Predator
Predator secara harfiah dirtikan sebagai pemangsa. Pada dasarnya predator ialah hewan yang sifatnya karnivora (pemakan daging) dengan cara memangsa atau memakan targetnya. Predator sejatinya senantiasa mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya atau jikalau predatornya berskala kecil, biasanya mempunyai “senjata” yang mematikan mirip bisa, racun dan sejenisnya. Predator yang berukuran jauh lebih besar dari mangsanya, biasanya memangsa hidangan dalam jumlah besar dan lazimnya dilakukan berkali-kali.
Predator ini hidup menetap di bak atau di lingkungan sekitar areal budidaya meskipun ada juga yang sekedar mampir di areal budidaya tersebut dalam rangka mencari makan atau bermigrasi (berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain). Jenisnya bisa berupa ikan yang lebih besar, binatang air jenis lain, binatang darat dan berbagai macam serangga/insekta air. Contohnya ikan tagih (Mystus nemurus), lele (Clarias batrachus), kakap (Lates calcarifer), bulan-bulan (Megalops cyprinides), ikan gabus atau pemangsa yang lain menyerupai linsang, ular atau burung (mirip bangau, kuntul, blekok, ibis, burung raja udang, dan sebagainya, anjing, katak pada fase bakir balig cukup akal dan lain-lain.
2. Kompetitor
Kompetitor yakni organisme yang menjadikan persaingan dalam menerima oksigen, pakan dan ruang gerak. Kompetitor yang sering menimbulkan terjadinya persaingan dalam mendapatkan pakan ialah ikan mujair (Tilapia mossambica). Spesies ikan mujair ini selain rakus juga udah berkembangbiak, sehingga populasinya di dalam bak akan meningkat dengan cepat, sehingga ikan budidaya menjadi terusik, lambat pertumbuhannya dan mampu membuat akhir hayat.
Masuknya jenis organisme lain ke kolam pemeliharaan merupakan kompetitor selain dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi untuk menerima pakan juga akan menjadikan terjadinya kompetisi untuk memperoleh oksigen dan ruang gerak, sehingga kompetisi yang terjadi ialah kompetisi biological requirement, ialah ruang dan kuliner. Contoh hama kompetitor yang lain yakni jenis ketam, ibarat yuyu (Saesarma spp.), kepiting (Scylla serrata), katak (pada fase berudu), keong, dan sebagainya.
3. Pengganggu/Pencuri
Pengganggu yakni organisme atau kegiatan lain diluar ikan budidaya yang keberadaannya bisa mengganggu ikan budidaya. Hewan tersebut bisa menghancurkan pematang (menjadi bocor atau lubang), merobek saringan pada pintu pemasukan, serta menghancurkan atau melubangi materi-bahan kayu atau jaring. Kebocoran bak membuat surutnya air bak, dan banyak benih ikan yang keluar/lolos. Perlakuan insan yang kurang baik dalam mengorganisir ikan dapat dikategorikan selaku pengganggu, mirip saat sampling yang tidak cocok hukum atau cara panen yang kurang baik.
Pengganggu yakni organisme atau kegiatan lain diluar ikan budidaya yang keberadaannya bisa mengganggu ikan budidaya. Hewan tersebut bisa menghancurkan pematang (menjadi bocor atau lubang), merobek saringan pada pintu pemasukan, serta menghancurkan atau melubangi materi-bahan kayu atau jaring. Kebocoran bak membuat surutnya air bak, dan banyak benih ikan yang keluar/lolos. Perlakuan insan yang kurang baik dalam mengorganisir ikan dapat dikategorikan selaku pengganggu, mirip saat sampling yang tidak cocok hukum atau cara panen yang kurang baik.
4. Insekta atau serangga air
Selain hama predator, kompetitor dan pengganggu/pencuri, terdapat pula sekelompok binatang yang dapat digolongkan ke dalam insekta air yang membahayakan ikan budidaya yang diketahui dengan ungkapan predator kalangan serangga air. Golongan insekta air ini umumnya ditemukan di areal pembenihan dan pendederan ikan dimana kelompok binatang ini akan menyerang dan memangsa larva dan benih ikan. Predator benih ikan ini ada yang tinggal menetap di sekitar kolam dan ada pula yang hanya sekedar lewat dalam rangka migrasi.
Selain hama predator, kompetitor dan pengganggu/pencuri, terdapat pula sekelompok binatang yang dapat digolongkan ke dalam insekta air yang membahayakan ikan budidaya yang diketahui dengan ungkapan predator kalangan serangga air. Golongan insekta air ini umumnya ditemukan di areal pembenihan dan pendederan ikan dimana kelompok binatang ini akan menyerang dan memangsa larva dan benih ikan. Predator benih ikan ini ada yang tinggal menetap di sekitar kolam dan ada pula yang hanya sekedar lewat dalam rangka migrasi.
Dalam prakteknya, predator benih ikan ada yang mengkonsumsi atau memakan eksklusif benih ikan secara utuh dan ada pula yang mematikan sasaran terlebih dulu beberapa waktu lalu dikonsumsi sesudah menjadi bangkai. Selain itu, ada juga predator benih ikan yang hanya mematikan benih ikan untuk dihisap darah atau cairan tubuhnya, sementara tubuh benih yang sudah mati tidak disantap namun dibiarkan begitu saja. Beberapa pola insekta tersebut yakni: kini-sekarang (dari larva capung Odonata), ucrit (Peupeundeuyan) dari larva Cybister (kumbang air), golongan ordo Hemiptera yakni Notonecta spp. (bebeasan), Corixa spp. (famili Corixidae), Nepa spp. (famili Nepidae), Belestoma indicum (famili Belestematidae), dan lintah.
Upaya pemberantasan hama merupakan potongan penting aktivitas budidaya utamanya untuk kelompok predator, kompetitor dan segala jenis binatang perusak. Cara pengendalian hama secara fisik-mekanik merupakan cara yang paling lama (klasik) sudah digunakan manusia dan lazimnya berbentuk suatu cara yang sederhana. Pada dasarnya mampu dilaksanakan dengan cara: penangkapan dengan tangan, mengubah temperatur, mengganti kadar air, merusak habitat hama, memakai perangkap hama, dan melindungi dari hama.
Dalam kondisi serangan hama yang sudah parah, tindakan yang mampu dijalankan merupakan memindahkan ikan budidaya dan memisahkannya dari hama. Tindakan pengendalian hama di tambak dilakukan dengan cara mirip berikut:
1. Sebelum benur ditebar, usahakan supaya tambak dikeringkan secara total supaya semua organisme mati dan pengeringan dasar tambak dapat menolong memperbaiki struktur tanah.
2. Lubang-lubang pada pematang seharusnya diperbaiki, jikalau terdapat lubang mampu dilaksanakan penyumbatan. Cara lain yakni dengan melapisi tanggul dengan plastik.
3. Dilakukan dengan menangkapi udang liar, ikan, keiting, dan ular. Cara ini sungguh efektif bila dilakukan terorganisir sehingga menghemat ongkos pembelian pestisida.
4. Air yang masuk ke dalam tambak mesti disaring apalagi dulu, misalnya dengan ijuk atau dengan saringan yang berskala halus semoga binatang-hewan liar tidak mampu masuk ke dalam petakan tambak.
Cara penanggulangan hama secara kimia yaitu memakai materi kimia untuk meracuni hama sehingga hama terusik, sakit dan mati. Bahan kimia yang diusulkan yaitu pestisida organik mirip saponin dan akar tuba. Dalam kondisi biasa, air garam mampu diberikan untuk membunuh hama atau binatang kecil mirip lintah. Jika cara fisik mengalami kendala maka cara kimiawi dapat dipakai namun tetap harus hati-hati dalam penyeleksian jenis maupun dosis yang digunakan. Cara kimiawi lebih menguntungkan dalam hal tenaga dan waktu.
Referensi : Academia.edu, laporan observasi "hama ikan dan pengendaliannya".