Alga yakni flora tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan tergolong dalam kelompok Thallophyta atau diketahui dengan tanaman bertalus. Tidak mempunyai akar batang dan daun sejati tetapi cuma mirip saja hidup menempel pada substrat dengan memakai holdfast rerklorofil untuk fotosintesis dan juga mengandung pigmen yang lain. Pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan insan sudah banyak dilakukan didalam banyak sekali bidang baik pangan maupun sandang.

Alga yakni tanaman maritim yang di kelompokkan dalam 2 kelompok besar makro alga dan mikro alga, mikro alga (berukuran kecil) tidak bisa dilihat secara kasat mata tetapi cuma boleh dilihat dengan memakai alat bantu yakni mikroskop. Sebaliknya alga makro atau alga yang berukuran besar mampu dilihat pribadi (kasat mata).
Alga yang mula-mula ada di bumi kurang lebih sekitar tiga milyar tahun yang kemudian yaitu cyanobacteria (atau ganggang biru-hijau), yang melaksanakan fotosintesis, sel prokariotik tidak berinti sel. Kemudian muncul jenis-jenis alga yang lain yang mempunyai inti sel, sel kompleks multiselular atau sel eukariotik.
Alga terdiri atas 8 divisio dan tersebar dalam 16 kelas dengan sejumlah ordo, family, genus dan spesies. Pembagian pembagian terstruktur mengenai di tingkat divisio yaitu selaku berikut :
- Divisio Cyanophyta (cyanobacteria atau blue-green algae), Class Cyanophyceae
- Divisio Prochlorophyta, Class Prochlorophyceae
- Divisio Chlorophyta (green algae), Class Prasinophyceae OR Class Micromonadophyceae, Class Chlorophyceae, Class Chlorophyceae, Class Charophyceae, Class Charophyceae, Class Ulvophyceae, Class Pleurastrophyceae
- Divisio Chrysophyta, Class Chrysophyceae (golden brown algae), Class Prymnesiophyceae (=Haptophyceae),
- Class Tribophyceae (=Xanthophyceae) (yellow-green algae), Class Eustigmatophyceae, Class Raphidophyceae (=Chloromonadophyceae), Class Bacillariophyceae (=Diatomophyceae) (diatoms), Class Phaeophyceae (=Fucophyceae) (brown algae)
- Divisio Rhodophyta (red algae), Class Rhodophyceae, Subclass Florideophycidae Subclass Bangiophycidae
- Divisio Pyrrophyta (=Pyrrhophyta=Dinophyta) (dinoflagellates), Class Dinophyceae
- Divisio Cryptophyta (cryptomonads), Class Cryptophyceae
- Divisio Euglenophyta (euglenoids), Class Euglenophyceae

Di perairan Indonesia menurut Weber Van Boss didapatkan adanya 782 jenis alga yang tersebar di seluruh tempat perairan Indonesia. Meliputi 179 alga hijau, 134 alga coklat dan 425 alga merah. Pembangian alga ditingkat divisio dan kelas secara khusus didasarkan pada:
- Pigmen pengektasi cahaya untuk fotosintesis
- Cadangan polisakarida
- Organisasi selular
- Morfologi
- Ekologi
Klasifikasi alga laut makro alga, berisikan 3 divisio merupakan Rhodophyta alga merah, Phaeophyta alga coklat dan Chlorophyta alga hijau. Ternyata dengan berkembangnya ilmu taksonomi maka banyak para ahli menggolongkan alga pada tingkat divisio yang sama namanya tetapi ada yang bertentangan. Begitu juga ada yang menggolongkan Chlorophyceae, Rhodophyceae dan Phaeophycea kedalam kelas namun yang lain memasukkannya ke tingkat taksa yang lebih tinggi sedikit yakni sub phylum/division. Memang taksonomi alga ini masih sukar dasar pengelompokkannya berdasarkan kata beberapa luar biasa alga.
Morfologi alga berdasarkan sebagian mahir botani memasukkan alga ini kedalam dunia tumbuh-tanaman dan secara morfologi badan alga tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sejati seperti layaknya tumbuhan tingkat tinggi, tetapi cuma menyerupai saja bagian-bagian tersebut alasannya alga hanyalah berupa talus belaka dan di masukkan ke dalam tanaman tingkat rendah, tubuhnya tersusun dari banyak sel, didalam sel tubuhnya terdapat pigmen penyerap cahaya yang berbentukkloroplas atau kromatopor, bersifat autortof yang dapat membuat zat organik dan oksigen lewat proses fotosintesis, mampu berkembangbiak secara seksual dan aseksual.
Untuk mampu berkembang bagi alga yang berskala besar (makro alga) memerlukan substrat untuk tempat menempel/hidup. Alga epifit pada benda-benda lain mirip, kerikil, kerikil berpasir, tanah berpasir, kayu, cangkang moluska dan epifit pada tumbuhan lain atau alga jenis yang lain. Alga yang berukuran kecil (mikro), hidup terbang atau menempati kolom-kolom air yang ada di perairan disebut phytoplankton. Bentuknya bermacam-macam, satu sel atau koloni (diatom, dinoflagelata dan lain-lain).
Makro alga lazimnya epifit mempunyai serpihan talus yang khusus untuk melekat pada subsrat bagian yang menyerupai akar ini di sebut holdfast. Tipe holdfast pada alga makro yakni selaku berikut :
- Talus betul-betul diluruskan /menyebar melekat pada substrat (encrusting)
- Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus
- Heterotrichy (lembaran /lampiran) Cabang dimodifikasi membentuk dasar untuk lampiran, perkembangan kembali cepat dari dasar jikalau tata cara hilang
- Diskoid Pada jaringan (parenchymatous atau pseudoparenchymatous)
- membentuk dasar makroalga yang lebih besar
- Haptera Cabang/batang membentuk mirip jari-jari.
Pigmen Fotosintesis
Untuk berkembang dan meningkat alga ini memerlukan cahaya untuk melakukan proses fotosintesis dimana alga ini bersifat autotrof dan mensitesa sendiri makanannya dengan bantuan sinar matahari. Dalam penyerapan sinar matahari alga memiliki pigmen fotosintesis yakni klorofil A yang terdapat pada semua jenis alga. Untuk proses fotosintesis klorofil dibantu dengan pigmen lainnya. Jenis-jenis pigmen yang dikandung oleh alga ialah pigmen klorofil ialah klorofil A, klorofil B, klorofil C1, C2 dan klorofil D, Pigmen caroten merupakan β-caroten, fucoxanthin, siphonaxanthin dan peridinin
Reproduksi dan Siklus Hidup Alga
Reproduksi yakni perkembangbiakan dari sebuah orgsanisme menjadi organisma yang gres. Reproduksi yaitu salah satu taktik untuk memepertahankan eksistensi populasinya di alam, biar tidak punah lantaran, predasi, kompetisi, hama dan penyakit dan aging (Kimbal 1992). Ada dua cara reproduksi ialah cara aseksual dan seksual, yang amat berlainan antara cara yang satu dengan yang yang lain. Pada alga juga berlaku kedua macam cara reproduksi tersebut. Yaitu reproduksi aseksual dan seksual.
Reproduksi Secara Aseksual
Reproduksi aseksual yakni di mana sebuah organisme gres dihasilkan dari induk tunggal, tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi aseksual mampu terjadi dengan cara pembelahan sel, fragmentasi dan spora. Pembelahan sel cara biner untuk jenis alga uniselular, dari satu sel menjadi dua sel. Cara fragmentasi yaitu thalus alga diiris-potong atau dibagi-bagi menjadi beberapa kepingan yang kemudian nantinya bila hidup pada substrat yang cocok akan berkembang menjadi individu yang gres. Kemudian reproduksi aseksual dengan cara spora yakni dimana spora bisa diproduksi dalam sel vegetatif yang normal atau sel khusus. Spora yang dikeluarkan akan membentuk individu yang gres. Spora mampu bersifat motil maupun non motil. Pada reproduksi aseksual individu gres yang dihasilkan yakni sama persis dengan induknya. Pada makro alga lebih khusus pada alga merah gracilaria sp. tetraspora yang dihasilkan oleh alga tetrasporophyte akan mengalami meosis terlebih dahulu sehingga terjadi reduksi jumlah kromosom terbagi yang tadinya diploid menjadi haploid. Spora ini akan berkembang menjadi individu yang gres ialah alga gametophyte jantan dan betina yang haploid, dan hidup bebas di alam.
Reproduksi Secara Seksual
Reproduksi seksual terjadi karena adanya penyatuan gamet jantan dan betina. Gamet mungkin identik dalam bentuk dan ukuran (isogamy) dan (heterogamy) yang berlawanan. Beberapa bentuk sederhana alga mirip Spirogyra bereproduksi dengan metode konjugasi reproduksi seksual. Dalam proses konjugasi, dua untai berserabut (atau dua organisme) dari materi jenis alga yang serupa pertukaran genetik lewat tabung konjugasi. Antara dua untai, salah satu bertindak sebagai donor dan lain berfungsi sebagai akseptor. Setelah bertukar materi genetik, dua alur terpisah dari satu sama lain. Penerima kemudian bisa menimbulkan organisme diploid. Proses reproduksi secara seksual pada alga yang lebih maju lagi jaringan reproduksinya, dimulai dikala alga gametofit jantan dan gametophyte betina berilmu balig cukup logika menciptakan gamet haploid lewat pembelahan sel mitosis, yang lalu melebur menjadi satu (fertilisasi) untuk membentuk zigot diploid yang bermetamorfosis tanaman sporophyte atau tetrasporophyte.
Jadi pada alga kedua macam reproduksi (aseksual dan seksual) mampu berlangsung di dalam satu siklus hidupnya. Dan akan terjadi pergeseran generasi dari generasi tetrasporophyte atau sporophyte yang diploid (2n) menjadi generasi gametophyte haploid (1n) yang hidup bebas di alam (Free living). Tetapi ada juga dimana kedua fase tersebut ada serempak hidup bebas di alam. Apabila kedua generasi alga tersebut dalam tampilan/penampakan thalusnya tampaksama disebut isomorphik dan jikalau berlawanan disebut heteromorphik. Contoh alga isomorfik yang siklus hidupnya triphase yaitu Gracilaria sp. Dimana Siklus hidup Gracilaria sp ini juga terjadi pada kebanyakan alga merah, dimana akan melalui tiga generasi (trifasik) merupakan generasi tetrasporophyte (2n) dan generasi gametophyte(1n) yang merupakan tumbuhan yang hidup bebas di alam. Dan generasi karposporophyte tidak hidup bebas di alam (non living) wujudnya kecil mirip bintil-bintil disebut cystocarp (2n), mirip parasit tetapi bukan parasit yang hidupnya melekat pada batang gametophyte betina. Terjadinya Cystocarp (2n) ini berawal dari peleburan antara gamet (1n) jantan dan betina (1n), terjadi di carpogonial branch yang ada trikogen.
Setelah fertilisasi kemudian membentuk cystocarp yang didalamnya terdapat spora disebut carpospora. Cystocarp ini 2n yang tidak dapat hidup bebas dan tidak bergerak (bersifat parasit). Nanti saat cystocarp ini membuka dan carpospores ini keluar dilepaskan ke perairan kemudian carpospora ini akan menempel pada substrat yang sesuai dan akan berkembang dan berkembang menjadi individu yang gres ialah tetrasporophyte.Tanaman tetrasporophyte ini sehabis akil balig cukup nalar akan membentuk spora yang disebut tetraspora (2n), spora ini akan mengalami meosis, membela dan terjadi reduksi kromosom dari 2n menjadi 1n. Setelah menerima substrat yang sempurna maka ia akan berkembang dan meningkat menjadi individu yang gres yakni alga gametophyte jantan danbetina. Setelah dewasa menghasilkan gamet dan terjadi fertilisasi, membentuk cystocarp lagi dan seterusnya demikian siklus hidup ini berjalan di alam.

Jenis - jenis Alga
Alga Biru
Alga biru hijau juga disebut selaku cyanobacteria yaitu bentuk sederhana dari ganggang. Contoh BGA merupakan Nostoc dan Calothrix. Seperti namanya mereka hijau berwarna biru, mulai dari organisasi bersel tunggal dengan bentuk kolonial. BGA mengandung klorofil a, b dan phycobilins. Mereka prokariotik dalam organisasi seluler yang menyerupai bakteri. BGA dianggap mediator antara kuman dan tanaman oleh sebab itu nama cyanobacteria diperintahkan untuk spesies alga. Sejak BGA tidak punya organel khusus mereka berfotosintesis langsung lewat sitoplasma.
Alga Hijau
Alga hijau milik Chlorophyta filum mengandung klorofil a, b, karotenoid dan xanthophylls. Cadangan pangan utama ganggang hijau yakni pati. Beberapa teladan ganggang hijau yakni Ulva, Codium dan Caulerpa. Sampai kini, sekitar 7000 spesies ganggang hijau diidentifikasi mereka mampu berbentukuniseluler atau multiseluler. Kebanyakan dari mereka yakni ganggang air tawar, sementara beberapa spesies yang didapatkan di air maritim.
Alga Merah
Alga merah milik Rhodophyta mengandung klorofil a, d, karotenoid, dan xanthophylls phycobilins. Cadangan masakan ganggang merah yaitu pati floridean. Contoh-teladan ganggang merah Chondrus dan Gelidiella spesies. Mayoritas varietas ganggang merah spesies maritim. Lebih dari 6500 spesies alga merah telah diidentifikasi, dari mana sekitar 200 spesies air tawar. Pigmen merah, phycobilin membantu dalam pemanenan cahaya pada kedalaman lebih besar, maka beberapa anggota ganggang merah didapatkan di kedalaman seperti itu di dasar maritim, di mana tidak ada organisme fotosintesis yang lain dapat beradaptasi.
Alga Coklat
Alga coklat milik kelas Paeophyceae mengandung klorofil a, c dan fucoxanthin pigmen. Karena warna, klorofil dan pigmen coklat hijau, fucoxanthin, anggota milik Phaeophyta memberikan warna kehijauan-coklat yang khas. Cadangan kuliner ganggang coklat yakni polimer karbohidrat kompleks, yang disebut laminarin. Laminaria dan Macrocystis yaitu pola dari ganggang coklat. Mirip dengan ganggang merah, dominan dari kalangan alga yang disesuaikan dalam air laut. Ganggang coklat yaitu ganggang yang paling kompleks, di mana beberapa spesies diubahsuaikan pada kedalaman tertentu di maritim dan lautan. Para kelps raksasa, didapatkan di dasar maritim ialah ganggang coklat milik urutan Laminarales. Kelps yakni satu-satunya ganggang dengan diferensiasi jaringan.
Spesies alga sangat sensitif terhadap pergantian kondisi lingkungan oleh alasannya itu mereka digunakan selaku indikator biologis untuk menentukan modifikasi lingkungan. Sebagai contoh ganggang air tawar sederhana seperti Euglena dan Chlorella digunakan untuk memperlihatkan tingkat pencemaran air.
Alga Keemasan
Alga keemasan atau Chrysophyceae yakni salah satu kelas dari golongan alga Heterokontophyta. Warnanya yang kuning keemasan berasal dari kandungan pigmen karotena dan xantofil yang banyak sehingga mendominasi warna kloroplasnya dan membuat klorofil tidak terlampau terlihat . Kloroplas alga ini berupa cakram, pita, atau oval. Nama “Chrysophyceae” diambil dari bahasa Yunani, yakni chrysos yang mempunyai arti emas.
Sel-sel alga keemasan memiliki inti sejati dinding sel lazimnya mengandung silika (SiO2) atau zat kersik. Alga ini ada yang cuma satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Alga uniseluler dapat hidup selaku unsur fitoplankton yang secara umum dikuasai. Alga yang multiseluler membentuk koloni atau berupa berkas pita (filamen). Habitatnya yakni air tawar, di bahari, dan di tanah yang lembab.
Referensi :
https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/09/29/pembagian terencana mengenai-dan-morfologi-alga/
https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/09/30/jenis-jenis-alga/