Kamis, 21 Oktober 2021

Bimbingan Lengkap Melakukan Pembesaran Ikan Nila


Membesarkan ikan nila tidaklah sukar. Ikan nila masih satu saudara dengan ikan mujair. Kedua ikan ini memiliki kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan pembiasaan yang bagus. Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar mirip sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi perkembangan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.

Ikan nila tergolong hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air dan banyak sekali hewan air lainnya. Pakan bikinan untuk ikan nila semestinya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak mirip budidaya ikan mas atau ikan lele yang memerlukan pakan dengan kadar protein tinggi, sekitar 30-45%.

Untuk memulai pembesaran ikan nila ada beberapa aspek penting yang mesti diperhatikan, yakni penyeleksian benih, persiapan kolam, tunjangan pakan, hingga penanganan penyakit.
Memilih benih ikan nila

Pemilihan benih merupakan aspek penting yang memilih tingkat kesuksesan budidaya ikan nila. Untuk hasil optimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena perkembangan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.

Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin jantan semua) lebih produktif dibanding adonan. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melaksanakan perkawinan). Sehingga jika budidaya dijalankan secara gabungan, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.

Saat ini banyak yang menawarkan bibit ikan nila monosex. Bila sukar menerimanya, bibit ikan nila monosex bisa dibentuk sendiri. Caranya bisa dilihat dalam postingan budidaya pembenihan ikan nila
.
Persiapan kolam pembesaran

Pembesaran ikan nila mampu memakai aneka macam jenis bak, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan sebab cara menjadikannya cukup mudah dan ongkos konstruksinya murah. Silahkan lihat cara menciptakan kolam tanah.

Keunggulan lain bak tanah yakni bisa menjadi daerah berkembang berbagai tanaman dan binatang yang bermanfaat selaku pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa meminimalisir ongkos pembelian pakan buatan atau pelet.

Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu tindakan persiapan pengerjaan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan sampai pengairan. Berikut langkah-langkahnya:

Langkah pertama yaitu pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran umumnya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung keadaan cuaca. Sebagai kriteria, penjemuran telah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak hingga membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.
Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran yang lain dibersihkan dari dasar bak. Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau amis, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.

Kolam yang sudah digunakan biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya kerjakan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran diubahsuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur dicampur secara merata. Usahakan biar kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

Setelah itu laksanakan pemupukan. Gunakan pupuk organik selaku pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk sangkar. Pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar bak. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, kalau dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berbentukurea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memperlihatkan nutrisi bagi binatang dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan bak. Sehingga binatang atau tanaman tersebut bisa dimanfaatkan selaku pakan alami ikan.

Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dijalankan secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar bak dengan tepat, untuk memperlihatkan kesempatan pada ganggag atau organisme air yang lain berkembang. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air meraih 60-75 cm.
.
Penebaran benih ikan nila

Kolam yang sudah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.

Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap pembiasaan terlebih dulu. Gunanya biar benih ikan terbiasa dengan kondisi bak, sehingga resiko kematian benih mampu ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.

Pemeliharaan budidaya ikan nila

Setelah semua antisipasi final dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam bak, langkah selanjutnya yaitu merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang terpenting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila yakni pengelolaan air, tunjangan pakan dan pengendalian hama penyakit.

a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau mutu air kolam. Parameter penentu mutu air yakni kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilaksanakan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S kalau memungkinkan.

Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar pedoman debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan busuk wangi, segera kerjakan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam kondisi wajar ,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.

b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan ialah serpihan ongkos terbesar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.

Ikan nila memerlukan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya saban hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang mesti diberikan.

Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian hama dan penyakit
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, ikan nila ialah ikan yang tahan banting. Pada suasana wajar , penyakit ikan nila tidak banyak mencemaskan. Namun kalau budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit mesti diwaspadai.

Penyebaran penyakit ikan sungguh cepat, khususnya untuk jenis penyakit nanah yang menular. Media penularan lazimnya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih tempat bak. Untuk klarifikasi lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan nila.
Pemanenan ikan nila

Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram sampai menjadi 300-500 gram diperlukan waktu sekitar 4-6 bulan.

Semoga Bermanfaat!