Rabu, 20 Oktober 2021

Tiram Mutiara (Pinctada Sp.)

Tiram mutiara merupakan salah satu komoditas ekspor dalam bidang budidaya laut yang bernilai ekonomis tinggi sebagai penghasil mutiara. Kerang mutiara juga merupakan salah satu biota laut yang hampir semua pecahan dari tubuhnya mempunyai nilai jual, baik mutiara, cangkang, daging dan organisme kerang itu sendiri (benih maupun induk). 


Mutiara semula hanya diperoleh dari tiram mutiara yang hidup alami di maritim. Berkat pertumbuhan teknologi di saat ini, mutiara telah bisa dibudidayakan, walaupun sebagian besar teknologinya masih didominasi atau dikuasai oleh bangsa lain. Di Indonesia tiram mutiara yang banyak dibudidayakan ialah jenis Pinctada maxima. Jenis ini banyak ditemukan di perairan Indonesia Bagian Timur (Maluku, Nusa Tenggara Timur/ Barat, Sulawesi, Irian Jaya dan deretan maritim Arafura).

Tiram mutiara termasuk dalam phylum mollusca, phylum ini terdiri atas 6 klas merupakan: Monoplancohora, Amphineura, Gastropoda, Lamellibrachiata, atau Pellecypoda, seaphopoda, dan Cephalopoda. Tiram merupakan binatang yang mempunyai cangkang yang sungguh keras dan tidak simetris. Hewan ini tidak bertulang belakang dan berbadan lunak (Philum mollusca).

Jenis-jenis tiram mutiara yang ada di Indonesia biasanya yakni Pinctada maxima, P. margaritifera, P. fucuta, P. chemnitis dan Pteria penguin. Tetapi penghasil mutiara yang terpenting ada tiga jenis, yaitu Pteria penguin, Pinctada maxima dan, P. margaritifera.

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Invertebrata
Philum : Mollusca
Klas : Pellecypoda
Ordo : Anysomyaria
Famili : Pteridae
Genus : Pinctada
Spesies : Pinctada sp.

Kerang mutiara ialah binatang bahari yang berbadan lunak, tidak bertulang punggung dan dilindungi oleh dua belah keping cangkang yang tidak simetris, tebal dan sangat keras. Bentuk luar kerang mutiara terlihat mirip watu karang yang tidak mempunyai gejala kehidupan. Kulit mutiara (Pinctada maxima) ditutupi oleh sepasang kulit tiram (Shell, cangkan), yang tidak sama bentuknya, kulit sebelah kanan agak pipih, sedangkan kulit sebelah kiri agak cembung. Specie ini mempunyai diameter dorsal-ventral dan anterior-posterior hampir sama sehingga bentuknya agak lingkaran. Bagian dorsal bentuk datar dan panjang semacam engsel berwarna hitam. Yang berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang.

Cangkang tersusun dari zat kapur yang dikeluarkan oleh epithel luar. Sel epitel luar ini juga menciptakan kristal kalsium karbonat (Ca CO3) dalam bentuk kristal argonit yang lebih dikenali selaku nacre dan kristal heksagonal kalsit yang merupakan pembentuk lapisan mirip prisma pada cangkang.


Tubuh tiram mutiara terbagi atas tiga bab adalah : Bagian kaki, mantel, dan organ dalam. Kaki merupakan salah satu belahan tubuh yang bersifat lentur berisikan susunan jaringan otot yang bisa merenggang/memanjang hingga tiga kali dari kondisi masuk akal . Kaki ini berfungsi sebagai alat bergerak cuma pada kurun mudanya sebelum hidup menetap pada substrat dan juga selaku alat pembersih. Pada bab kaki terdapat bysus, yaitu suatu bab tubuh yang bentuknya mirip rambut atau serat, berwarna hitam dan berfungsi selaku alat untuk melekat pada sebuah substrat yang di sukai.

Tiram mutiara mempunyai jenis kalamin terpisah, kecuali pada beberapa masalah tertentu didapatkan sejumlah individu hermaprodit terjadi pergeseran sel kelamin (sel reversal) biasanya terjadi pada sejumlah individu sesudah memijah atau pada fase permulaan kemajuan gonad. Fenomena sex reversal pada tiram mutiara (Pinctada maxima) menunjukan bahwa jenis kelamin pada tiram teryata tidak tetap.

Bentuk gonad tebal menggembung pada kondisi matang penuh, gonat menutupi organ dalam (ibarat perut, hati, dan lain-lain). Kecuali potongan kaki pada fase permulaan, gonad jantan dan betina secara eksternal sangat sukar dibedakan, keduanya berwarna krem kekuningan. Namun, setelah fase matang sarat , gonad tiram mutiara (Pinctada maxima) jantan berwarna putih krem, sedangkan betina berwarna kuning renta. Pada tiram Pinctada fucata warna gonad ini terjadi sebaliknya.

Tingkat kematangan gonad tiram mutiara dikelompokkan menjadi 5 fase ialah :

Fase I : Tahap tidak aktif/salin/istrahat (Inactife/spent/resting)
Kondisi gonad mengecil dan bening transparan dalam beberapa masalah, gonad berwarna oranye pucat. Rongga kosong, sel berwarna kekuningan (lemak). Pada fase ini sungguh susah untuk dibedakan.

fase II : Perkembangan/pematangan (Developing/maturing)
Warna transparan cuma terdapat pada bab tertentu, material gametogenetik (sel kelamin) mulai ada dalam gonad hingga meraih fase lanjut, gonad mulai menyebar di sepanjang bagian posterior disekitar otot refraktor dan lebih jelas lagi dibagian anterior-dorsal. Gamet mulai berkembang disepanjang dinding katong gonad. Sebagian besar oocyt (bakal telur) bentuknya belum beraturan dan inti belum ada. Ukuran rata-rata oocyt 60 μm x 47,5 μm.

Fase III : Matang (Mature)
Gonad tersebar merata nyaris keseluruh jaringan organ, lazimnya berwarna krem kekuningan. Oocyt berupa seperti buah pir dengan ukuran 68 x 50 μm dan inti berukuran 25 μm.

Fase IV : Matang sarat /memijah sebagian (Fully maturation/partially spawned)
Gonad menggembung, tersebar merata dan secara konsisten akan keluar dengan sendirinya atau jikalau ada sedikit-sedikit trigger (getaran). oosyt bebas dan terdapat diseluruh dinding kantong. Hampir semua oosyt berupa bundar dan berinti, ukuran oosyt rata-rata 51,7 μm.

Fase V : Salin (Spent)
Bagian permukaan gonad mulai menyusut dan mengerut dengan sedikit gonad (kelebihan gamet) tertinggal didalam lumen (saluran-susukan didalam organ reproduksi) pada kantong. Jika ada oosyt maka jumlahnya cuma sedikit dan bentuknya lingkaran, ukuran rata-rata oosyt 54,4 μm.

Pada demam berita tertentu, induk tiram mutiara di alam yang telah remaja akan bertelur. Kemudian, telur-telur tersebut akan di buahi oleh sel kelamin jantan (sperma). Pembuhan terjadi secara eksternal didalam air. Telur yang telah di buahi akan mengalami pergantian bentuk. Mula-mula terjadi penonjolan polar, kemudian membentuk polar lobe II yang merupakan awal proses pembelahan sel, dan jadinya menjadi multisel. Tahap berikutnya yakni fase trocofor. Dengan derma bulu-bulu getar, trocofor akan bermetamorfosis veliger (larva berupa D) yang ditandai dengan tumbuhnya organ verbal dan pencernaan. Pada tahap ini larva sudah mulai makan dan tubuhnya sudah di tutupi cangkang tipis. Perkembangan berikutnya adalah meningkat vilum, pada fase ini lazimnya larva sungguh sensitif terhadap cahaya dan sering dipermukaan air. Selama fase planktonis, larva lazimnya berenang dengan memakai bulu-bulu getar atau hanyut dalam arus air.

Dengan tumbuhnya vilum larva memasuki stadia umbo, kemudian secara bertahap cangkang juga ikut meningkat . Bentuk cangkangnya sama mantel sudah berfungsi secara permanen. Kemudian berikutnya menjadi podifeliger yang di ikuti tumbuhnya kaki selaku final stadium planktonis. Gerakan-gerakannya sederhana dari berenang hingga berputar-putar dilaksanakan dengan vilum dan kaki. Setelah kaki berfungsi dengan baik velum akan menghilang, lembar-lembar insang mulai terlihat terperinci. Perkembangan tamat larva yaitu pergantian fase plantigrade menjadi spat (bibit) dan akan menetap. Selanjutnya akan berkembang bermetamorfosis tiram mutiara sampaumur dan dapat beruba kelaminnya. Banyak ahli yang sependapat bahwa Pinctada maxima terjadi perubahan kelamin yang bertepatan dengan gosip terkini pemijahan sesudah telur atau sperma habis di seburkan keluar.

Tiram mutiara jenis Pinctada. Banyak ditemui di berbagai Negara menyerupai Filipina, Thailand, Myanmar, Australia dan perairan Indonesia yang menggemari hidup di tempat batuan karang atau dasar perairan yang berpasir dengan kedalaman 20 – 60 m. Cara makan tiram mutiara dilakukan dengan menyaring air maritim dengan caramengambil masakan dikerjakan dengan menggetarkan insang yang menyebabkan air masuk ke dalam rongga mantel. Kemudian dengan menggerakkan bulu insang, plankton yang masuk akan berkumpul di sekitarinsang, selanjutnya melalui gerakan labial palp plankton akan masuk ke dalam ekspresi.

Pertumbuhan tiram mutiara sungguh tergantung pada suhu air, salinitas, masakan yang cukup dan persentase kimia dalam air laut. Tiram mutiara dapat tumbuh dengan baik pada musim panas dimana suhu air tinggi. Tiram mutiara yakni protandrous-hermaphrodite dengan kecenderungan perbandingan jantan : betina = 1 : 1, dengan adanya kenaikan umur. Pemijahan sering terjadi balasan pergantian suhu yang ekstrem atau tejadi pergantian lingkungan yang datang-datang. Pemijahan tiram mutiara di perairan tropis tidak terbatas cuma satu isu terkini, namun bisa sepanjang tahun. P. Margaritifera mendekati matang gonad pada tahun kedua, sedangkan P. maxima jantan matang gonad setelah berskala cangkang 110-120 mm dalam tahun pertama hidupnya. Pertumbuhan merupakan aspek biologi yang penting bagi pembudidaya terkait dengan pendugaan kesuksesan bisnisnya. Tiram mutiara P.margaritifera menjangkau ukuran diameter cangkang 7-8 cm dalam tahun pertama, dan mendekati ukuran sekitar 11 cm pada tahun kedua. Pertumbuhan jenis lain, P. maxima, menjangkau diameter cangkang 10—16 cm pada tahun kedua.


Pada prinsipnya, moluska bercangkang memiliki potensi menciptakan mutiara secara alami. Namun tidak semua kerang mampu menciptakan mutiara yang elok dan mempunyai nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara biasanya berasal dari famili Pteriidae yang hidup di bahari. Sedangkan moluska lain penghasil mutiara yang sejauh ini dikenali berasal dari kelompok abalone dan beberapa gastropoda lain serta berbagai jenis kerang bivalvia air tawar. Setiap jenis kerang mutiara menciptakan mutiara dengan spesifikasi yang berlawanan. Pinctada maxima membuat mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. 

Mutiara yang dihasilkannya bermacam-macam dari warna krem sampai warna hitam. Warna hitam merupakan warna yang disukai konsumen mutiara dunia dikala ini. Dengan demikian harganya begitu mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan lazimnya lebih kecil ketimbang yang dibuat Pinctada maxima. Sementara Pinctada fucata merupakan jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang dan Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan alasannya yaitu sejauh ini kesudahannya diperuntukkan cuma pada kelompok tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya lazimnya tidak lingkaran. Mutiara semula cuma diperoleh dari tiram mutiara yang hidup alami di laut. Berkat pertumbuhan teknologi dikala ini, mutiara sudah mampu dibudidayakan, meskipun sebagian besar teknologinya masih didominasi atau dikuasai oleh bangsa lain. 

Di Indonesia tiram mutiara yang banyak dibudidayakan yakni jenis Pinctada maxima. Jenis ini banyak didapatkan di perairan Indonesia Bagian Timur (Maluku, Nusa Tenggara Timur/ Barat, Sulawesi, Irian Jaya dan formasi maritim Arafura). Indonesia memiliki laut yang begitu luas dengan kondisi perairan yang sangat anggun untuk usaha budidaya tiram mutiara serta iklim tropis sehingga 2 perkembangan lapisan mutiara mampu terjadi sepanjang tahun. Satu butir mutiara orisinil yang beratnya 3 gram harganya mampu menjangkau lebih dari Rp.2.000.000,-. Usaha budidaya tiram mutiara harapannya sangat menjanjikan, selain memperbesar lapangan pekerjaan perjuangan ini mampu menyumbang sumber devisa Negara alasannya seruan mutiara di Negara-negara maju sungguh tinggi.





Referensi :
https://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/10/29/tiram%c2%a0mutiara/
https://muhditernate.wordpress.com/2011/04/27/budidaya-tiram-mutiara-pinctada-maxima/
https://www.miamidish.net/science/mengerti-proses-terbentuknya-mutiara-serta-jenisnya/


Search entri :
bagian tubuh tiram