Rabu, 20 Oktober 2021

Mengenal Struktur Serta Fungsi Sistem Pencernaan Pada Ikan

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), mempunyai ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kesanggupan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar 50,000 jenis hewan, ikan ialah kelompok terbanyak di antara vertebrata lain mempunyai jenis atau spesies yang paling besar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yakni sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti alasannya hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan cuma sekitar 1% ialah perairan tawar.

Sebagai materi pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan menjanjikan. Keunggulan utama protein ikan daripada produk lainnya yakni kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan ialah pilihan tepat untuk pembatasan makanan di masa yang hendak datang.

Sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang ada pada daging ikan diperoleh dari luar, merupakan dengan memakan makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi kuliner maka ikan memerlukan tata cara pencernaan agar materi tersebut mampu diproses. Pencernaan yakni proses penyederhanaan masakan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari kuliner yang gampang diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh lewat metode peredaran darah. 


Struktur dan fungsi alat pencernaan
  • Sistem Pencernaan
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berafiliasi dengan bentuk tubuh, kebiasan masakan, tingkah laris ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bab, merupakan saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).

  • Saluran pencernaan
Mulai dari wajah ke belakang, terusan pencernaan tersebut terdiri dari verbal, rongga lisan, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.

a. Mulut
Bagian terdepan dari ekspresi merupakan bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara total alasannya ialah digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir meningkat dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya bisa disembulkan. Keberadaan bibir berhubungan erat dengan cara mendapatkan kuliner. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan selaku alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.

b. Rongga verbal
Di bab belakan lisan terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga lisan ini bekerjasama pribadi dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga lisan yakni gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga verbal diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk membuat lebih praktis masuknya masakan. Disamping mukosit, di bagian lisan juga terdapat organ pengecap (organ peserta rasa) yang berfungsi memilih kuliner.

c. Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih didapatkan organ lidah, Sebagai tempat proses penyaringan masakan.

d. Esofagus
Permulaan dari terusan pencernaan yang berupa mirip pipa, mengandung lendir untuk menolong penelanan kuliner. Pada ikan maritim, esofagus berperan dalam perembesan garam lewat difusi pasif menimbulkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga membuat lebih praktis penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)

e. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar jikalau daripada organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi selaku pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung kuliner dan mencerna kuliner secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus masakan (pencernaan secara fisik).

f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sungguh menonjol sebab ukurannya yang mengecil/menyempit.

g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari terusan pencernaan. Intestinum selsai dan bermuara keluar selaku anus. Merupakan tempat terjadinya proses perembesan zat kuliner

h. Rektum
Rektum merupakan segmen jalan masuk pencernaan yang terujung. Secara anatomis susah dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut mampu dibedakan dengan adanya katup rektum.

i. Kloaka
Kloaka yakni ruang tempat bermuaranya susukan pencernaan dan jalan masuk urogenital. Ikan bertulang sejati tidak punya kolaka, sedangkan ikan bertulang beresiko mempunyai organ tersebut.

j. Anus
Anus merupakan ujung dari susukan pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan kanal genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.

  • Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan mempunyai kegunaan untuk menciptakan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran masakan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya membuat enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menciptakan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan berisikan hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi selaku kelenjar pencernaan.

Hati meupakan organ penting yang mensekresikan materi untuk proses pencernaan. Organ ini biasanya ialah suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletakpada rongga badan bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berupa kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara biasa hati berfungsi sebagi kawasan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta kawasan memproduksi cairan empedu.

Pankreas merupakan organ yang mensekresikan materi (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berupa kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan alasannya yaitu jalan masuk pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yakni jalan masuk-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada kesannya akan terbentuk jalan masuk yang keluar dari pankreas menuju usus depan.

  • Proses Pencernaan
Sebelum makanan di sambar dan ditelan, apalagi dahulu sudah mengakibatkan rangsangan berbentuknafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini mampu dirangsang lewat pandangan, bacin dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya secepatnya berkemas-kemas untuk menerima masakan dan selanjutnat mencernakannya. Setelah masakan digigit, untuk menelannya diperlukan materi pelicin ialah air liur. Selai selaku pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi alasannya ikan tidak mengunyah kuliner, padahal pemecahan karbohidrat memerlukan waktu yang lama, maka ptialinnya gres bisa melaksanakan pekerjaan aktif sesudah kuliner hingga di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berkhasiat untuk memecah terjadinya penurunan pH supaya proses pencernaan mampu berlangsung normal.

Apabila masakan sudah masuk ke dalam susukan pencernaan, maka dindng jalan masuk pencernaannya akan terangsang untuk menciptakan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang ialah enzim pencernaan akif, ialah selaku pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.

Di dalam usus, kuliner itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu sebetulnya dibuat dari sel-sel darah merah yang sudah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut lewat pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut yakni memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.

Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin memunculkan rangsangan untuk mempertinggi buatan getah pankreas.

Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut mampu meraih puncak keaktifan bila kadar protein dalam kuliner antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.

  • Penyerapan Sari Makanan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali lalu sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai perembesan, tetapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot supaya permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari kuliner akan diserap ke dalam darah.

Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yakni glikosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk lalu diedarkan keseluruh tubuh lewat limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan namun yang sudah disesuaikan dengan keperluan tubuh ikan yang bersangkutan.

Zat-zat masakan yang sudah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh badan untuk kebutuhan metabolisme, yakni anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme ialah pemecahan zat-zat yang merupakan materi bakar untuk membuat tenaga. Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.

Pada binatang-hewan darat, yang digunakan selaku sumber tenaga pertama-tama yakni karbohidrat kemudian disusul oleh lemak selaku sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan yakni kebalikan dari binatang darat, yakni protein, lemak dan karbohidrat.

  • Pencernaan Secara Fisik Mekanik dan Kimiawi
Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bab rongga ekspresi adalah dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan masakan. Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yakni lewat gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya kiprah cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di kepingan lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yakni disekresikan oleh kelenjar lambung. 

Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan pergantian kuliner dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan mampu diserap oleh dinding usus yang berikutnya diedarkan ke seluruh tubuh.

Demikianlah klarifikasi singkat perihal mengenal struktur serta fungsi tata cara pencernaan pada ikan. Tulisan berasal dari sumber rizaldibiaksambas.wordpress.com. Semoga bermanfaat dan manfaat!!!