Banyak teknik berbudidaya, banyak penyelesaian yang ditawarkan, banyak inovasi tercipta. Sebuah kreatifitas agaknya mampu menjawab teknik berbudidaya ikan apa saja menuju kwalitas yang lebih baik. Istilah Water treatment yakni suatu usaha acara pengelolaan air bersih untuk ikan budidaya. Adanya usaha water treatment ini akan menjadi salah satu pendukung keberhasil dalam budidaya ikan.
Water Treatment Plant yaitu sebuah system yang difungsikan untuk mengolah air dari mutu air baku (influent) yang kurang manis biar mendapatkan mutu air pembuatan (effluent) standart yang di harapkan/ditentukani.
Sistem pengelolaan Water Treatment ada beberapa tahap pengelolaan air yang mesti dilaksanakan sehingga air tersebut mampu dibilang pantas untuk dipakai. Namun, tidak semua tahap ini dipraktekkan oleh masing-masing pengelola air, tergantung dari kualitas sumber airnya. Untuk contohnya, sumber air yang berasal dari dalam tanah (ground water), dalam pengelolaan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumbernya airnya berasal dari sumber air permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari tanah sudah lewat penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan airpun tidak terkontak eksklusif dari udara yang mengandung pencemaran zat-zat pencemaran air. Jika Anda perhatikan beda halnya dengan sumber air permukaan yang mudah sekali terkotori. Namun demikian air yang berasal dari dalam tanah pun akan jadi terkotori juga bila tata cara penampungan dan penyaluranya tidak bagus.
Pengolahan air bisa dibagi dalam 3 unit, yaitu:
Unit Penampungan Awal (intake)
unit ini lebih diketahui dengan unit Sadap Air (Intake). Yang berfungsi selaku penampungan air dari sumber airnya. Pada Unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen yang fungsinya selaku penyaring permulaan dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air mirip sampah daun, kayu dan benda-benda yang lain.
Unit Pengolahan (water treatment)
Dan pada unit, air dari unit penampungan permulaan diproses melalui beberapa tahapan:
a. Tahap koagulasi (tahap permulaan dengan menambahkan zat kimia tawas (alum) atau zat sejenis ibarat zat garam besi (salts iron) atau dengan menggunakan metode pengadukan cepat (Rapid Mixing).
b. Tahap flokasi ini yaitu tahap penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpulan partiekl untuk dijadikan yang lebih besar (partikel Flok).
c. Tahap pengendapan (sedimentation) tahap ini dilaksanakan untuk mengendapkan partikel-partikel flok kedasar penampungan.
d. Tahap penyaringan (Filtration) bermaksud untuk menghilangkan materi-materi yang terlarut dan tidak terlarut.
Unit Penampungan Akhir (Reservoir)
Tahap ini yakni tahap tamat yang dimana air yang telah melalui tahap proses sudah siap untuk digunakan.
Berikut ini pejelasan Pengelolaan Senyawa air dalam tahapan filtrasi.
Parameter fisik air biasanya di lihat dari bab yang berafiliasi dengan indra manusia ibarat persepsi, sentuhan, rasa dan penciuman, yang mencakup Turbidity (kekeruhan), warna, anyir, rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa di gunakan yaitu Sistem Sedimentasi (Pengenda-pan), Filtrasi dan penambahan desinfektan.
Jika dilihat dari jenis senyawanya di bagi menjadi 2(dua) yakni:
1. Parameter Kimia
Senyawa kimia yang sering di dapatkan pada air merupakan Fe, Mn, Ca, Mg, Na, SO4, CO3. Jika air mempunyai kandungan senyawa kimia yang berlebihan (tidak masuk standart konsumsi yang kondusif), Pengolahan bisa dijalankan dengan tata cara filtrasi dengan menggunakan media tertentu misalnya system Reverse Osmosis atau Demineralier dan Softener.
2. Parameter Biologi
Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di dalam air. Bila jumlah mikro-organisme di dalam air berlebihan lazimnya akan mengusik kesehatan kalau di konsumsi. Pengola-han mampu dikerjakan dengan memakai desinfektan atau alat yang biasa dipakai, contohnya in-jeksi Chlor, System UV dan System Ozone (O3).
UNIT
A. Sand Filter
Sistem filtrasi ini memakai media pasir silica yang di tumpuk di atas gravel, system sand fil-ter berfumgsi selaku penyaring/menetralisir kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan, lumut dll.) yang mempunyai daya saring 20-30μ (tergantung merk/jenis media). Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash
Backwash ialah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode pedoman terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan system running). Air ha-sil backwash langsung di buang melalui drain.
Backwash biasanya di kerjakan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit(tergantung influent dan ting-kat kekotoran media) kalau tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk fil-ter.
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau dikala hasil evaluasi mikro tidak masuk standart yang di pastikan.
Sanitasi dijalankan dengan cara memasukkan materi sanitasi (mis: oxonia dll.) kedalam tangki dan di rendam bareng media dengan jumlah dan waktu yang telah di pastikan. Selain itu sani-tasi bisa juga di kerjakan dengan cara merendam media dengan air ber suhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.
3. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi final yang bertujuan untuk membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga menghilangkan sisa materi sanitasi yang tersisa pada proses sanitasi.Air hasil Rinse pribadi di buang lewat drain.
B. Karbon Aktif Filter
Sistem filtrasi ini memakai media arang, yang dikala ini banyak di gunakan merupakan arang ba-tubara dan batok kelapa, system ini berfungsi selaku busuk, warna, bahan organic tergolong sisa chlor.
Biasanya Karbon aktif mampu bertahan hingga 1-2 tahun (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash Dilakukan setiap 1-2 hari tergantung tingkat kekotoran atau pada dikala media bosan(tidak dapat menyaring sisa chlor).
2. Sanitasi Dilakukan setiap bulan atau hasil analisa mikro tidak masuk standart yang di tetapkan. Biasanya di rendam air dengan suhu diatas 80º Celcius (autoclave) selama 2 jam.Juga dalam ka-sus tertentu bisa di rendam dengan materi sanitasi selama 30 menit untuk sanitasi (penting!: karbon aktif tidak di anjurkan di rendam materi sanitasi terlalu lama juga terlalu sering).
3. Rinse/Pembilasan Dilakukan sesudah proses backwash atau sanitasi selesai.
C. Softener (Jika menggunakan system softener)
Sistem filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan memakai garam, sys-tem ini berfungsi menetralisir kesadahan (Ca dan Mg). Umur media meraih 10-12 bulan (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash Dilakukan sebelum melaksanakan regenerasi.
2. Regenerasi Dilakukan pada saat media sudah bosan (tidak bisa menurunkan kesadahan) dengan cara mer-endam/mengaliri media dengan larutan garam.
3. Sanitasi Dilakukan dengan cara mengaliri media dengan larutan chlor konsentrasi rendah (0,1-0,2 ppm) selama beberapa menit (1-2 menit).
4. Rinse/Pembilasan Dilakukan sehabis 3 ( tiga) proses diatas tamat.
D. Kation (Jika menggunakan system Demineralizer)
Sistem filtrasi ini memakai media resin kation yang di aktifkan menggunakan larutan Hcl yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan tata cara ini juga menurunkan pH air yang diproses (<4) Umur media meraih 10– 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash Dilakukan sebelum proses regenerasi
2. Regenerasi Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH naik (>4), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi Dilakukan bila hasil evaluasi mikro tidak masuk standart.
4. Pembilasan Dilakukan sehabis 3(tiga) proses diatas selesai.
E. Anion (Jika memakai system Demineralizer)
Sistem filtrasi ini memakai media resin anion yang di aktifkan memakai larutan NaoH yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan sistem ini juga menaikkan pH air yang diproses (>10). Umur media menjangkau 10– 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance
1. Backwash Dilakukan sebelum proses regenerasi
2. Regenerasi Proses ini dilakukan bila resin kation sudah bosan, ini bisa di tandai dengan menyaksikan salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH turun (<9), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi Dilakukan kalau hasil analisa mikro tidak masuk standart.
4. Pembilasan Dilakukan sehabis 3(tiga) proses diatas simpulan.(kra)
Referensi :
http://hydromart.co.id/news/65/mengenal-tahap--tahap-pengolahan-air
mesti di isi/search?q=water-treatment-plant-untuk-air-bersih
http://boosterfish.com/water-treatment-integrated-system/