Jumat, 22 Oktober 2021

Cara Mengatasi Mutu Air Yang Buruk Pada Budidaya Ikan Lele


Pengelolaan kualitas air yang bagus merupakan aspek penunjang kesuksesan dalam perjuangan budidaya ikan lele. Adakalanya pada pelaksanaan terkendala oleh mutu air yang tidak mendukung, sehing usaha budidaya tidak optimal. Kendati air yang berurusan bergotong-royong tidak memenuhi tolok ukur untuk budidaya ikan lele. Namun, air tersebut masih bisa dipakai dengan menyiasatinya terlebih dahulu semoga kualias air menjadi baik dan stabil. Berikut ialah beberapa hal yang berhubungan penanganan mutu air;

1. Air hujan (asam)

Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik berikutnya yaitu mengatasi air hujan. Air hujan pada dasarnya tidak baik dipakai untuk kebijaksanaan daya lele, baik pembenihan ataupun pembesaran alasannya suhu, pH, dan oksigennya tidak stabil. Agar mampu dipakai, mesti dinetralkar terlebih dahulu. Caranya dengan pengendapan dan diberi materi yang mengandung alkali/basa tinggi mirip kapur pertanian dan soda kue.

Berikut cara penggunaannya.
  • Untuk volume air 10 m3, ambil 1 sendok makan soda kue.
  • Seduh dengan air acuh taacuh sebanyak” liter air, aduk hingga merata, lalu tebarkan ke dalam kolam yang berisi air hujan.
  • Endapkan selama 2 malam. Selanjutnya, air yang sudah dikondisikan bisa digunakan untuk pemeliharaan.
Penetralan air bisa juga menggunakan kapur pertanian. Caranya sebagai berikut.
  • Siapkan 1 baskom air, kemudian tambah l/2 sendok teh/m3 air serbuk kapur gamping,
  • Aduk rata, kemudian tebarkan ke bak.
  • Endapkan selama 2-3 hari.
  • Pindahkan air bagian atas ke kolam lain, lalu endapkan lagi selama semalam biar suhu, pH, dan oksigen air stabil.
  • Air siap dipakai untuk akal daya (tidak cocok untuk pemijahan dan penetasan).
2. Air payau

Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik selanjutnya yakni menangani air payau. Air payau umumnya terdapat pada tambak erat bahari. Walaupun pH-nya tinggi (basa), air ini masih bisa digunakan untuk kecerdikan daya lele. Namun, kesudahannya tidak optimal alasannya adalah mengakibatkan perkembangan lele terhambat. Agar kondisi airnya netral dan dapat digunakan secara optimal, kadar pH-nya mesti diturunkan. Caranya dengan menambahkan zat asam mirip tawas, jeruk nipis, asam belimbing, atau cuka. Berikut penggunaannya.
  • Peras beberapa butir jeruk nipis/belimbing sayur/beberapa tetes cuka/tawas
  • Tambahkan air, aduk hingga merata, kemudian tebarkan ke dalam bak berisi air payau.
  • Endapkan selama 2-3 malam.
  • Untuk mengukur pH, gunakan kertas lakmus/pH meter.
  • Air siap digunakan untuk budi daya lele.
3. Air yang mengandung logam berat

Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik berikutnya merupakan air yang mengandung logam berat. Air yang mengandung logam berat/limbah B3 sebetulnya tidak layak dipakai untuk memelihara lele, utamanya pembenihan. Bahayanya, telur tidak bisa menetas atau menetas, tetapi eksklusif mati. Pertumbuhan pun akan terhambat. Agar bisa dipakai, air harus diolah dulu untuk mengikat dan menghilangkan kandungan racun di dalamnya Memang, prosesnya agak sedikit repot Berikut caranya.
  • Siapkan kolam, isi dengan air sesuai dengan keperluan.
  • Tambahkan kotoran sapi atau kerbau sebanyak 2-3 karung untuk kolam berukuran 10-20 m3.
  • Biarkan selama 2’3 minggu.
  • Setelah 1 minggu, ambil air di kepingan atas dengan pompa kecil (15 W). Pompanya digantung biar kotoran tidak tersedot. Jarak air 10 cm dari endapan.
  • Pindahkan air tersebut ke bak yang sudah ditawarkan.
  • Endapkan selama 2 malam, berikutnya air bisa digunakan.
Cara lainnya :
  • Siapkan 1 bejana air, tambahkan kapur : sebanyak l/2 sendok teh/m3 air, lalu aduk merata,
  • Tambahkan serbuk tawas sebanyak 1 sendok teh/m3 air, larutkan dalam air aduk merata.
  • Tebarkan semuanya ke dalam bak pengendapan air hingga merata, biarkan selama 4-5 hari,
  • Pindahkan air bagian atas ke bak lain (lO Cm dari dasar bak).
  • Endapkan lagi selama semalam biar suhu, pm dan oksigen air stabil, Air siap digunakan untuk budi daya.
4. Air yang terlalu masbodoh

Air yang terlau dingin akibat iklim atau pengendapan yang telalu lama juga kurang baik digunakan untuk nalar daya lele. Air yang terlalu masbodoh menimbulkan telur tidak bisa menetas dan ikan tidak dapat berkembang dengan baik. Suhu dingin menyebabkan metabolisme terhambat. Agar bisa dipakai, air tersebut mesti dihangatkan apalagi dahulu dengan penghangat air (water heater). Selain memakai zat penetral, peternak juga bisa melakukan logika daya lele indoor atau di dalam ruangan tertutup yang memakai lampu selaku pemanas. Makara, wadah yang dipakai mampu berbentukakuarium atau kolam yang masing-masing diberi water heater.

PENAMPUNG AIR

Ada kalanya sumber air yang ada tidak selalu sesuai dengan keinginan. Misalnya air hujan atau air sumur. Kedua sumber air tersebut tidak bisa pribadi digunakan untuk akal daya. Hal itu sebab masih banyak kandungan unsur-unsur yang mampu merugikan pembudidaya. Misalnya air sumur yang lazimnya mengandung unsur besi (Fe) dan air hujan yang pH-nya cukup tinggi.

Untuk mengantisipasi hal itu, diharapkan tampungan air mudah-mudahan air bisa digunakan. Fungsi tampungan ini yakni mengendapkan air selama beberapa hari (umumnya 2-3 hari) biar air bisa dipakai dengan kondusif. Makara, setelah diendapkan, diharapkan keadaan air mampu netral dan potongan-belahan yang tidak dikehendaki tidak ikut terbawa ke dalam bak pemeliharaan Kapasitas . Penampungan seharusnya diubahsuaikan dengan jumlah dan ukuran kolam yang ada.