Air merupakan ikatan senyawa hidrogen dan oksigen yang memiliki rumus kimia H2O (Hidrogen Oksida). Air merupakan materi esensial bagi hidup organisme. Di dalam air terdapat beranekaragam organisme makro dan mikro berupa tumbuhan dan binatang. Hal ini disebabkan alasannya air memberikan materi-materi esensial yang diharapkan untuk hidup yakni cahaya, oksigen, nutrien ibarat senyawa-senyawa nitrogen, kalium, fosfor, sulfur, dan sebagainya sehingga di dalamnya akan terjadi interaksi antara makhluk hidup (biotik) dan benda mati (abiotik). Interaksi tersebut akan membentuk suatu ekosistem akuatik.
Air bisa diperoleh oleh makhluk hidup dari mana saja menyerupai sungai, dan danau yang di dalamnya akan memunculkan ekosistem. Pada ekosistem akuatik mirip dalam danau atau telaga, organism mampu diklasifikasikan menurut kawasan atau sub habitat yaitu:
- Zona litoral yakni daerah perairan dangkal dengan dengan penetrasi cahaya sampai kedasar danau, dan lazimnya ditumbuhi oleh tumbuhan.
- Zona limnetik merupakan tempat air terbuka dengan penetrasi cahaya efektif dan terdapat keseimbangan antara fotosintesis dengan respirasi
- Zona profundal yakni tempat air yang dalam yang tidak tercapai oleh penetrasi cahaya efektif dan merupakan kepingan paling dasar.
Penelitian perihal kehidupan organisme dalam ekosistem akuatik perlu mengamati parameter fisika dan parameter kimia yang mencakup cahaya, suhu, warna, derajat keasaman (pH), salinitas dan TDS.
Cahaya
Penetrasi cahaya masuk kedalam air dipengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, keadaan permukaan air, dan bahan yang terlarut serta tersuspensi di dalam air. Hal tersebut juga mensugesti tingkah laku organisme akuatik. Seperti pada Ceratium hirudinella melaksanakan pergerakan vertical pada kolom air.
- Lapisan Fotik : banyak cahaya untuk berfotosintesis
- Lapisan Disfotik : cukup cahaya (fotosintesis = respirasi)
- Lapisan Afotik : tidak ada cahaya
Pada perairan, cahaya mempunyai 2 fungsi utama yaitu untuk memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu, berat jenis dan membuat terjadinya percampuran massa dan kimia air. Selain itu cahaya ialah sumber negeri bagi proses fotosintesis algae dan tumbuhan air.
Suhu
Perubahan suhu akan menimbulkan acuan sirkulasi yang khas dan stratifikasi yang sungguh memengaruhi kehidupan akuatik. Naiknya suhu air akan menyebabkan selesai selaku berikut:
- Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air
- Meningkatnya kecepatan reaksi kimia
- Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air yang lain
- Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan binatang air yang lain mungkin akan mati.
Organisme akuatik mempunyai kisaran suhu tertentu untuk pertumbuhannya. Seperti algae dari filum Chlorophyta yang berkembang baik pada kisaran suhu 30ºC - 35°C dan Diatom pada suhu 20ºC - 30°C. Serta filum Cyanophyta yang bisa hidup pada suhu yang lebih tinggi dari Chlorophyta dan Diatom. Maka kisaran suhu optimum bagi kemajuan fitoplankton di perairan yakni 20ºC – 30°C.
Kecerahan dan kekeruhan
Nilai kecerahan dan kekeruhan dinyatakan dengan satuan meter. Kekeruhan ditandai dengan pergeseran warna menjadi gelap. Pada perairan yang tergenang (lentik) mirip danau atau telaga banyak disebabkan oleh materi tersuspensi yang berbentukkoloid dan partikel-partikel halus yang bisa mengendap menyerupai lumpur. Hal tersebut dapat membatasi penetrasi cahaya yang hendak menghalangi fitoplankton untuk berfotosintesis. Pengukuran kecerahan dan kekeruhan dengan memakai secchi disk. Tingginya nilai kekeruhan bisa menghalangi penetrasi cahaya dan terganggunya tata cara osmoregulasi. Selain dengan mengguanakan sechhi disk mampu pula dikerjakan dengan cara sederhana ialah melihat menyaksikan kondisi perairan dengan seksama.
Kekeruhan memperlihatkan sifat optis air yang mempunyai efek pada pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan disebabkan sebab adanya zat tertentu yang terurai mirip jasad renik, lumpur tanah liat atau benda lain yang terapung. Kekeruhan ini akan membatasi masuknya cahaya kedalam air yang diperlukan oleh makhluk hidup seperti fitoplankton untuk berfotosintesis.
Warna
Warna perairan dikelompokkan menjadi dua yakni, warna bahwasanya/sejati (true color) dan warna terlihat /terlihat (apparent color). Warna sebetulnya yakni warna yang cuma disebabkan oleh materi-materi kimia terlarut. Sedangkan warna terlihat yaitu warna yang tidak hanya disebabkan oleh materi terlarut, namun juga oleh materi tersuspensi. Warna perairan juga mampu disebabkan oleh peledakan (blooming) fitoplankton.
Derajat Keasaman (pH)
Derajat Keasaman atau pH (yakni tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 sampai 14. Sifat asam mempunyai pH kurang dari 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH lebih dari 7, sementara air dibilang netral bila mempunyai pH 7. Berdasarkan nilai pH, tingkat kesuburan perairan bisa dikategorikan selaku berikut:
- Tidak produktif 5,5 – 6,5
- Produktif 6,5 – 7,5
- Sangat produktif 7,5 – 8,528
Sebagian besar biota akuatik sensitif kepada pergantian pH dan menggemari air dengan nilai pH 7 - 8,5. Sebagian besar tumbuhan air mati pada pH air <4. Namun algae Chlamydomonas acidophila bisa bertahan pada pH 1 dan algae Euglena pada pH 1,6.
TDS
Pengertian TDS (Total Dissolve Solid) ialah ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik, mirip: garam, aluminium, besi, perak, seng, mangan, dll) yang terdapat pada suatu larutan. TDS merupakan tes untuk mampu mengetahui air dalam suatu tempat yang elok dimakan tubuh, ataupun air murni untuk kebutuhan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, masakan, dll). Pengukuran kadar zat terlarut mampu di ukur dengan TDS meter.
Kadar zat terlarut yang terkandung dalam air memengaruhi kehidupan organisme yang ada didalamnya. Pada air yang yang mempunyai kadar zat terlarut tinggi mampu mengganggu sebagian besar organisme yang tidak mampu bertahan hidup, serta bisa menghalangi cahaya matahari menembus perairan yang mau mengusik fitoplankton dalam fotosintesis.
Kadar padatan yang terlarut dalam air juga memengaruhi badan jikalau dimakan oleh manusia. Air murni atau air yang belum terkontaminasi biasanya berukuran maksimum 3 ppm saja. Menurut World Health Organization (WHO) air layak minum tidak lebih dari 50 ppm. sementara berdasarkan tubuh kesehatan PBB, jikalau lebih dari 50 ppm dianggap tubuh tidak mampu memproses secara baik karena resikonya akan terjadi endapan di organ vital. Jika berpedoman sesuai standar yang dikeluarkan NSF (National Sanitation Foundation), air yang higienis dan murni mempunyai TDS kurang dari 40 ppm.
Salinitas
Salinitas ialah konsentrasi total ion yang terdapat dalam perairan. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (°/°°). Kadar Salinitas digolongkan dalam berbagai macam :
1) Air tawar (infra haline) 0 – 0,5 °/°°
2) Air payau 0,5 – 10,0 °/°°
- Oligo haline 0,5 – 3,0 °/°°
- Meso haline 3,0 – 10,0 °/°°
- Poly-meso haline 10,0 – 17,0 °/°°
- Poly-haline 17,0 – 30,0 °/°°
3) Air laut (ultra haline) > 30,0 °/°° 33
Air memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Keberadaan organisme ekosistem perairan, kehidupannya sungguh dipengaruhi oleh kandungan senyawa yang bagus dalam perairan. Demikianlan ulasan singkat ihwal deskripsi parameter fisika dan kimia perairan selaku pendukung kehidupan ekosistem perairan. Dimuat dari sumber jornal observasi "http://eprints.walisongo.ac.id/3910/3/103811004_bab2.pdf". Semoga memiliki kegunaan.